Mohon tunggu...
Rohmatullah Adny Asymuni
Rohmatullah Adny Asymuni Mohon Tunggu... Guru - Dakwah dengan hikmah

Rohmatullah Adny Asymuni, Alumni Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, STEI Tazkia, Bogor dan Aktivis HMI dan Sekum HMI Komisariat Tazkia Cabang Bogor. Penulis bisa kunjungi di rohmatullahadny.blogspot.com atau di twitter @er_adny

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kematian Menunggu

1 April 2015   07:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:42 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap permulaan pasti ada akhirnya (masa aktif hidup), setiap kekuatan ada kelemahan, dan setiap kehidupan pasti ada kematian, maka dari itu, semua penghuni jagat raya ini akan binasa kecuali Allah SWT yang Maha perkasa sang pemilik dan pencipta jagat raya ini beserta isinya.

Kita semua pasti akan merasakan sebuah kematian yang kita tidak tahu kapan dan di mana ajal datang menjemput kita. Tak ada seorang pun yang akan kekal di duia fana ini, semuanya akan binasa, akan mengalami kematian, dan akan meninggalkan apa-apa yang dimilikinya: harta dan istri dan keturunannya, semuanya akan ditinggalkan dan tidak ada yang menemaninya kecuali amal baik yang akan terus menemaninya.

Ikhwani fillah, setiap jiwa akan merasakan kematian. Kematian tidak akan lari dari kita walau kita mencoba untuk lari. Kematian telah ditentukan dan dirahasiakan Allah SWT dan kematian tidak akan mundur dan maju dari ketetapan yang Allah tentukan. Allah SWT menegaskan pada kita dalam Al-Qur’an yang berbunyi: Tiap-tiap umat memiliki ajal (batas waktu); maka apabila telah datang waktunya, mereka tidak akan dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat pula memajukannya. (Al-A’raaf: 34)

Tetapi tak jarang dari kita yang melupakan kematian, lupa untuk berbenah diri menuju Allah SWT menghadapi kematian, lupa akan asal muasal kita yang diciptakan dari tanah dan pada tanah pula kita akan ditidurkan yang otomatis, nantinya akan dihadiri oleh dua malaikat dalam kuburan dengan membawa pertanyaan yang diperintahkan Allah SWT untuk menguji kesuksesan atau kegagalan di alam kubur menuju alam keabadian kelak antara surga dan neraka yang telah Allah SWT persiapkan untuk semua manusia, ada yang ke surga dan ada pula mampir selamanya di neraka.

Pertanyaan dua malaikat adalah benar adanya bukan kabar bohong, hal ini sesuai hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Sahabat Anas bin Malik :Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba jika telah diletakkan di dalam kuburannya dan para sahabat telah berpaling, ia benar-benar mendengar bunyi terompah mereka.” Nabi saw bersabda lagi, “Lalu dua malaikat mendatanginya, keduanya (malaikat) mendudukkan orang tersebut lalu bertanya kepadanya, Apa yang kamu katakan pada orang ini (yakni Nabi SAW)?. Adapun orang mukmin, maka ia menjawab, ‘Aku bersaksi bahawa ia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya’, lalu dikatakan kepada orang tersebut, ‘Lihatlah tempat tinggal mu di neraka, sungguh Allah telah menggantikannya dengan tempat tinggal di syurga’.” Nabi saw bersabda, “Maka ia melihat kedua-duanya.” (Hadis 2049)

Semua apa yang kita perbuat selama hidup di dunia fana ini akan dipertanggung jawabkan dan akan ditanya oleh Allah SWT. Mulut kita tidak diberi peluang dan kesempatan sama sekali untuk berbicara dan menjawab apa-apa yang kita kerjakan di dunia, tetapi sekujur badan kita, tangan, telinga, mata, kaki dan anggota badan lainnya yang dengan tegas menjawab apa yang fisik kita kerjakan. Sesuai apa yang Allah firmankan dalam Al-Qur’an yang berbunyi: Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan member kesaksian.(Yasin: 65).

Oleh karenanya, kita sebagai hamba Allah harus ingat, bahwa kita akan meninggalkan dunia fana ini dan akan berjumpa dengan Allah rabbul Alamin. Makanya kita butuh bekal adaptasi berjumpa dengan Allah, memperindah raut muka dan akhlak dengan bekal amal baik yang kita kerjakan dan ketakwaan yang ada pada diri kita. Oleh karenanya dalam kitab durratun nashihin Syaikh Utsman bin Hasan Al-Hubawy berkomentar dengan menukil pendapatnya Al-Faqih Abul Lais As-Samarkandy: Siapa saja yang menginginkan selamat dari siksa kubur, maka hendaklah ia rutin melakukan empat hal serta menjauhi empat hal lainnya. Empat hal yang harus ia lakukan secara rutin: (1). Menjaga sholat lima waktu. (2). Bersedekah. (3). Membaca Al-Qur’an. (4). Memperbanyak bertasbih (dizikir) kepada Allah. Empat hal inilah yang nantinya akan memberikan sinar cahaya di alam kubur terang menderang dan yang akan memperluaskan kuburan penghuninya. Sedangkan empat hal pula yang harus dijauhi dan dihindari berupa: (1). Bertutur kata dusta. (2). Berkhianat. (3). Ado domba/namimah. (4). Buang air kecil (kencing) dalam keadaan berdiri. Mengenai kencing (buang air kecil) Nabi mewanti-wanti agar kita tidak tergolong kelompok orang yang disiksa di alam kubur, karena kebanyakan dari penghuni kubur mereka adalah orang-orang yang tidak memperhatikan keadaan saat ia buang air kecil, ia teledor sampai tidak membersihkan dirinya (bersesuci) dari buang air kecil tersebut.

Dalam menghadapi kematian perlu kita terlebih dahulu mengetahui status kita, akankah kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung ataukah termasuk dalam golongan orang-orang yang celaka, naudzubillah. Dalam kitab tanbihul ghafilin dipaparkan, bahwa cirri-ciri orang yang beruntung (selamat) ada sebelas macam: (1). Zuhud pada dunia dan cinta akhirat. (2). Hoby beribadah dan membaca Al-Qur’an. (3). Sedikit berbicara (pada pembicaraan yang tidak dibutuhkan). (4). Menjaga sholat lima waktu. (5). Menjaga diri dari harta haram atau syubhat sedikit maupun banyak. (6). Berkawan dengan orang-orang sholeh. (7). Rendah diri (tawadu’) dan tidak sombong (takabur). (8). Dermawan. (9). Mempunyai sifat kasih sayang pada makhluk/ciptaan Allah. (10). Memberi manfaat pada orang lain. (11). Memperbanyak mengingat kematian. Sementara tanda-tanda orang yang celaka juga ada sebelas: (1). Rakus dalam mengumpulkan harta. (2). Hoby dan kesenangannya mengikuti syahwat dan kelezatan dunia. (3). Selalu berucap kotor dan ghibah. (4). Melalaikan sholat. (5). Berteman dengan orang-orang yang jellek perangainya (fujur). (6). Berperangai jellek. (7). Bersikap sombong. (8). Mencegah memberi manfaat pada orang. (9). Tidak berkasih sayang pada orang mukmin. (10). Bakhil atau pelit. (11). Melupakan kematian.

Setelah kita berkaca pada penjelasan diatas, bila kita termasuk dalam cirri-ciri orang yang beruntung maka tingkatlah dan jangan merasa diri aman dari Allah, tetapi kita samakin merasa takut pada Allah karena semua apa yang kita kerjakan hanyalah hidayah Allah yang dianugerahkan pada kita. Dan apabila kita merasa dalam perbuatan sehari-hari kita termasuk golongan yang celaka maka hendaklah kita kembali pada Allah dengan melakukan amalan-amalan orang-orang yang selamat yang telah disebutkan diatas.

Alangkah beruntungnya seorang hamba yang telah mempersiapkan dirinya menuju Allah dengan amal-amal yang sholeh dalam setap gerak-geriknya demi mendapatkan keridloan Allah SWT semata, karena Allah SWT dengan janjinya akan memberikan balasan berupa kenikmatan surga pada hambanya yang mukmin yang melakukan kebaikan dalam setiap langkahnya dan memberikan siksaan dan neraka bagi orang-orang kafir yang selalu mendustakan ayat-ayat Allah SWT. Semoga kita, umat Muhammad tergolong orang-orang yang selamat di dunia dan akhirat, Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

kunjungi penulis di rohmatullahadny.blogspot.com atau di twitter @er_adny

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun