Dalam  Islam, peperangan saja dilarang membunuh orang-orang lemah, wanita dan  anak-anak kecil. Lah, di Myanmar lebih kecam dan brutal dari peperangan.  Anak-anak kecil ditusuk, wanita-wanita, orang-orang lemah, tua renta  dibunuh.
Siapa yang sadis?. Siapa yang teroris?. Siapa yang tak berprikemanusiaan?.
Disinilah  peran dan politik Pemerintah melalui menteri luar negeri sangat  dibutuhkan untuk menyepakati dan menyudahi pertikaian yang terjadi di  Myanmar.
PBB  yang menjadi organisasi raksasa, diharapkan dengan arif dan bijaksana  serta penuh keadilan dalam menangani kasus di Myanmar. Selama ini, kita  dicekokin berita yang seolah-seolah yang teroris itu umat Islam. Tapi  dengan adanya fakta dan data yang valid di Myanmar bermilyaran mata  seluruh dunia menyaksikan bahwa tindakan teror dan teroris tidak bisa  serta merta dikaitkan dengan agama Islam. Tidak bisa dikatakan Islam  teroris, Kristen Teroris, Buda Teroris hanya karena tindakannya yang  sering meneror dan meledakkan bom. Tidak. Al-Habib Ali bin Zainal Abidin  al-Jufri pernah mengatakan: Tak ada Islam teroris, Kristen teroris.  Yang ada adalah manhaj (metodelogi) berpikir yang ekstrim  dan berujung  teror.
Sekali lagi, tidak ada Islam teroris. Islam dari dahulu hingga kini tetap berada pada jalurnya rahmatan lil alamin.
Dari  itulah, setiap tindakan yang mengancam dan mengorbankan banyak jiwa  adalah tindakan yang keji dan terkutuk. Pada Muslim Rohingya, semoga  Allah memberikan kemenangan, kemenangan dan kemenangan. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H