Oleh : Rohis Rohmawati
Pembelajaran sastra sangat penting diberikan dalam proses pendidikan. Melalui pembelajaran sastra, siswa dapat mendapatkan pengalaman hidup yang ada pada suatu karya sastra karena pada dasarnya sastra adalah sebuah karya yang berasal dari hasil perenungan terhadap nilai-nilai kehidupan. Definisi pembelajaran menurut Brown (1987:7) mengatakan bahwa pembelajaran adalah pemerolehan atau penerimaan ilmu pengetahuan suatu materi pelajaran atau keterampilan denganstudi, pengalaman, atau pengajaran.Â
Sedangkan sastra sendiri berarti ungkapan ekspresi manusia yang berupa karya tulisan maupun lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, dan perasaan dalam bentuk imajinatif maupun cerita nyata yang dibalut dalam kemasan estesis melalui media bahasa.
Peran guru sangat penting dalam proses pembelajaran, terutama pada pembelajaran sastra. Gurulah yang paham tentang karakteristik suatu pembelajaran, seperti mengetahui tujuan, materi, dan topik yang akan diajarkan kepada peserta didik. Guru juga harus pintar dalam memilih situasi dan kondisi peserta didik supaya mereka lebih nyaman dalam proses pembelajaran sastra. Setiap proses pembelajaran tentunya memiliki tujuan pembelajaran.Â
Tujuan pembelajaran sastra perlu dirumuskan dan ditetapkan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan proses belajar mengajar. Guru juga harus sering memberikan apresiasi kepada peserta didik dalam proses pembelajaran sastra. Hal tersebut dilakukan agar peserta didik lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran sastra.
Pada SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang hanya memiliki satu guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Beliau bernama Febriarni Fatiha Falahallaily Futih, S.pd.,M.pd. yang berasal dari Jepara. Beliau sudah sejak tahun 2013 mengajar bahasa Indonesia di SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang. Namun, baru mengajar di kelas 10 tahun 2022. Kurikulum yang digunakan di SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang ini ada dua, yaitu untuk kelas 10 menggunakan kurikulum merdeka sedangkan kelas 11 dan 12 menggunakan kurikulum-13. Kurikulum merdeka merupakan metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat.Â
Kurikulum merdeka berfokus pada materi esensial yang memberikan keleluasaan bagi pengajar atau guru untuk mengajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik dan kurikulum merdeka juga menerapkan profil pelajar pancasila. Profil pelajar pancasila terdiri dari 6 dimensi yaitu 1) beriman,bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3)bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. Sedangkan kurikulum 13 merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada pendidikan karakter.
Pada kelas 10, sudah menggunakan kurikulum merdeka. Sehingga bu Febri tentunya memiliki pegangan modul ajar bahasa Indonesia. Dan pembelajaran sastra tersebut sudah direncanakan dengan adanya alur dan tujuan pembelajaran atau ATP. Materi sastra yang diajarkan pada kelas 10 adalah teks hikayat dan teks puisi. Cara pembelajaran sastra yang diajarkan pada materi teks hikayat, menggunakan elemen pembelajaran bahasa Indonesia yang pertama adalah menyimak. Yaitu peserta didik disuruh untuk menyimak teks hikayat.
Kemudian peserta didik mampu memahami dan menganalisis pesan dalam teks yang dibicarakan. Elemen yang kedua adalah Membaca kritis teks hikayat dan cerpen, kemudian peserta didik disuruh untuk mengkritisi karakterisasi dan plot pada hikayat dan cerpen serta mengaitkannya dengan nilai-nilai kehidupan yang berlaku pada masa lalu dan sekarang.Â
Elemen ketiga adalah menulis, yaitu peserta didik disuruh untuk menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan, atau pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif dalam bentuk teks fiksi. elemen yang terakhir pada teks hikayat adalah berbicara dan mempresentasikan. Pada elemen ini, peserta didik disuruh untuk berkelompok menyiapkan materi diskusi, dan peserta didik dituntut untuk lebih aktif berbica dengan norma kesopanan dalam berkomunikasi.
Materi pembelajaran sastra yang kedua adalah teks puisi. Ada beberapa elemen yang dilakukan pada materi ini. Elemen yang pertama yaitu menyimak, yaitu peserta didik disuruh untuk mengevaluasi dan mengkreasi informasi dari hasil simakannya. Elemen yang kedua adalah membaca dan memirsa, yaitu peserta didik disuruh untuk mengidentifikasi tema dan suasana untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat dalam teks puisi. Elemen yang ketiga adalah menulis, yaitu dapat menulis tanggapan terhadap antologi puisi secara logis dan kritis yang dalam bentuk resensi buku.Â