Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki banyak cabang, seperti kesehatan (kedokteran dan farmasi), astronomi, biologi, matematika, fisika, geografi, ilmu bumi, dan kimia. Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya (Raymond Chang, 2005). Tanpa kita sadari, dalam berbagai aspek kehidupan kita tidak dapat lepas dari bahan dan proses kimia. Makanan yang kita konsumsi pasti mengandung senyawa kimia, bahkan ketika bernapas kita telah melakukan proses kimia.Â
Saat ini, ilmu kimia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sentral sains merupakan sebutan yang sering disematkan untuk ilmu kimia sebab perkembangan ilmu lain bergantung pada perkembangan ilmu ini. Sebagian besar ilmu kimia merupakan ilmu percobaan karena perkembangannya dihasilkan dari pengamatan dan percobaan.
Salah satu materi ilmu kimia yang sangat populer yaitu mengenai sifat kolegatif larutan. Menurut Raymond Chang (2005) yang disebut sebagai sifat-sifat kolegatif larutan adalah sifat-sifat penting larutan yang didasarkan kepada jumlah partikel zat (P) yang terkandung dalam larutan, sifat ini tidak didasarkan pada jenis partikel zat terlarut. Yang termasuk sifat kolegatif larutan, meliputi penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
Pengawetan makanan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan kualitas, sifat-sifat fisika, dan kimia makanan dalam waktu lama, bahkan menambah cita rasa makanan. Meskipun saat ini banyak menggunakan pengawet buatan, seperti asam benzoat, asam sorbat, boraks, dan formalin. Namun, masih banyak juga yang menggunakan bahan-bahan alami.
Pengawetan makanan alami dengan gula atau garam bukanlah hal yang baru di Indonesia. Padahal sebenarnya, metode pengawetan ini menerapkan salah satu sifat kolegatif larutan, yaitu osmosis yang merupakan proses perpindahan pelarut dari larutan berkonsentrasi rendah atau murni menuju larutan berkonsentrasi lebih tinggi melalui membran semipermeable sehingga tercapai kesetimbangan
Apabila dua jenis larutan dengan konsentrasi berbeda dipisahkan dengan membran semipermeable dalam satu wadah, sebab adanya tekanan osmosis, larutan yang memiliki konsentrasi lebih rendah akan menuju larutan berkonsentrasi tinggi, akibatnya volume larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi menjadi lebih besar
Pada umumnya, gula digunakan untuk mengawetkan buah-buahan, seperti manisan, selai, dan jeli. Sementara itu, garam digunakan untuk mengawetkan daging dan ikan. Air yang terkandung dalam buah-buahan atau ikan memiliki konsentrasi yang lebih rendah sehingga disebut sebagai larutan hipotonik. Sesuai prinsip osmosis, air dalam zat makanan ini cenderung bergerak menuju larutan gula yang bersifat hipertonik (konsentrasi tinggi)
Perendaman dalam larutan gula atau garam juga bertujuan untuk mengurangi kadar air dari makanan yang dikenal sebagai dehidrasi osmosis. Pada prosesnya, cairan dalam makanan akan mengalir keluar dari sel dan larutan gula atau garam akan masuk ke dalam sel-sel makanan menggantikan air yang telah keluar dari sel. Gula atau garam dalam jumlah berlebih yang diberikan pada makanan yang akan diawetkan ini membantu membunuh bakteri yang mengakibatkan botulisme (keracunan makanan)
 Menurunnya kadar air dalam makanan dapat memperpanjang daya simpan makanan karena mikroorganisme tidak dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Pada pengawet buah-buahan larutan gula yang masuk ke dalam sel-sel buah tidak dapat membantu mikroorganisme bertahan hidup. Meningkatnya kadar gula dalam buah akan mengikat air dan molekul-molekul pektin, yaitu serat pada buah-buahan yang memberikan rasa lengket.
Pada pengawetan ikan, pemberian larutan garam dalam konsentrasi tinggi akan mengakibatkan terjadinya hidrasi ion, sebab larutan garam tersebut akan mengionisasi dan mengikat molekul air yang terkandung dalam ikan. Semakin tinggi konsentrasi garam yang digunakan, maka aktivitas enzim dalam ikan dapat terhenti. Sama halnya dengan pengawetan buah-buahan dengan gula, larutan garam pada pengawetan ikan menghambat mikroorganisme untuk berkembang secara selektif, sehingga ikan tidak cepat membusuk