Menurut data Badan Pusat Statistik yang dirilis pada bulan Agustus lalu disebutkan bahwa terdapat kabar baik mengenai jumlah penurunan angka pengangguran di Indonesia dari tahun 2023-2024. Pada bulan Agustus 2024, tercatat ada 7,47 juta orang yang menganggur. Penurunan angka menganggur dari tahun 2023 ke 2024 adalah  sebanyak 390 ribu orang.Â
Tetapi jika diteliti lebih detail lagi dari latar belakang pendidikan, lulusan D4, S1, S2 dan S3 mengalami peningkatan kebekerjaan. Dan begitu juga pada lulusan SD hingga SMP, terjadi angka penurunan tingkat pengangguran. Dan berdasarkan tingkat pendidikan, penyumbang pengangguran terbesar di RI adalah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Â Lalu mengapa fenomena ini bisa terjadi ?
Bukankah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah berbasis spesialisasi atau keahlian yang tujuannya untuk mencetak lulusan siap kerja ?
Sekolah menengah kejuruan (SMK) yang merupakan sekolah berbasis spesialisasi atau keahlian yang tujuannya untuk mencetak lulusan siap kerja, memiliki banyak jurusan, diantaranya ada jurusan otomotif, multimedia, tata boga, perhotelan, administrasi perkantoran, dan lain sebagainya.Â
Pola pendidikan yang diterapkannnya pun berbeda dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) karena pada Sekolah menengah kejuruan (SMK) kurikulum yang digunakan dalam metode pembelajarannya adalah kurikulum berbasis keahlian. Sehingga ketika lulus, diharapkan mereka semua sudah siap kerja di bidang sesuai jurusannya.
Adakah kesalahan dengan metode Kurikulum yang diterapkan pada Sekolah menengah kejuruan (SMK) Â saat ini ?
Dengan adanya fakta bahwa lulusan  Sekolah menengah kejuruan (SMK) justru menjadi lulusan yang menyumbangkan angka pengangguran yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan lulusan yang lain, sudah saatnya metode kurikulum yang diterapkan pada Sekolah menengah kejuruan (SMK) dilakukan evaluasi, penyesuaian dan perbaikan agar para  lulusan  Sekolah menengah kejuruan (SMK) yang sebetulnya sudah dibekali pengetahuan dalam dunia kerja ini dapat diserap oleh dunia kerja secara optimal, sehingga dapat menurunkanjumlah angka pengangguran saat ini.Â
Berikut Beberapa Penyebab Mengapa Lulusan  Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Justru Menjadi Penyumbang Angka Pengangguran Tertinggi :Â
1. Ketidaksesuaian Kompetensi dengan Kebutuhan Industri
Kurikulum SMK dirancang untuk menyiapkan siswa memasuki dunia kerja dengan keahlian spesifik. Namun, sering kali kompetensi yang diajarkan tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pasar kerja atau perkembangan teknologi terbaru, sehingga lulusan  SMK kesulitan untuk bersaing
2. Minimnya Keterampilan Non-Teknis (Soft Skills)