--Paradigma Tahun Baru—
Biasanya sih kalau udah deket – deket yang namanya tahun baru, pasti akan banyak hal – hal maenstream yang terjadi . Mungkin bisa orang jualan terompet , orang jualan kembang api , para pasangan pergi ke suatu tempat (entah apa yang mereka lakukan) dan biasanya tempatnya kalo gak pantai - tempat keramaian - gunung, razia oleh pihak aparat, pedagang kembang api di razia, ada orang rumah yang kebakaran gara – gara kembang api, atau bisa juga ada orang yang kena kembang api. Siklus yang seperti itu bagi gw selalu muncul ketik akan masuk ke detik – detik tahun baru.
Bahkan bukan cuman di dunia nyata yang paradigmany seperti itu, di dunia maya pun ikut melakukan hal yang menurut gw itu bullshit atau kata – kata yang sering temen gw ucapin itu “ anget – anget tai ayam” . contohnya, update status isinya resolusi bullshit, make a wish, selfi di perayaan kembang api, atau yang lebih maensteam pm bbm yang isinya tentang harapan – harapn kosong.
Sudah hamir dua puluh tahun lebih ngalamin malam tahun baru, dan realita seperti itu terus dilakuin, paradigma para netizen emang kaya gitu. Bahkan mungkin gw juga secara gak langsung mungkin ngelakuin hal bullshit kaya gitu.
Gw yakin, seyakin – yakinnya malam tahun baru nanti pasti gak akan beda dengan paradigma tahun – tahun sebelumnya. Aktifitas kaya konser kembang api, konser dangdut, ngecamp di gunung – pantai , make a wish, dll.
Saran gw sih, coba deh buat cara yang lebih creative dan punya value-nya bukan hanya menghabiskan uang dengan membakar kembang api atau konser – konser yang gak jelas.
-----pandangan tahun baru -----
Sebagian temen gw yang muslim, menganggap kita tidak boleh merayakan malam tahun baru. Alasannya yah wajar, pake hadist dll. Dan dengan alasan seperti itu pula dia gak ikut acara –acara kumpul bareng.
Gw maklumin deh temen gw yang seperti itu. Pandangan gw tapi gak se saklek pandangan temen gw. Mungkin dia punya alasan yang kuat tentang larangan tersebut, tapi yang gw garis bawahin adalah bahwa ketika kita melakukan hal yang lebih bermanfaat di hari itu dan tujuan kita bukan merayakan tahun baru, memang kita sebagian teman – teman saya adalah muslim, saya juga muslim, jadi saya tahu alasannya.
Tapi bro, negara ini make kalender apa coba ? make kalender masehi kan ? hari libur itu ngikutin hari libur umum, dan itu bukan hari libur khusus untuk satu umat aja. Jadi ketika satu umat merayakan, otomatis umat lain kebagian imbasnya, contoh liburpanjang natal dan tahun baru.
Nah, hal lebih apa yang bisa gw dan temen – temen gw lakuin ketika kita gak boleh merayakan tahun baru ?
Gw bukan orang yang suka merayakan tahun baru, bahkan gw memandang orang – orang yang merayakan taun baru sebagai orang waras yang ngelakuin hal bodoh. Sorry loh, tapi gw bukan menjustifikasi semua orang yang ngelakuin itu bodoh. Tapi , alangkah lebih bijak melakukan hal lain, misal buat acara baksos atau donor darah sejuta umat. Yah memang, tahun baru itu satu tahun sekali. Tapi, apa yang dilakuin satu kali itu menurut gw adalah setara dengan melakukan kebodohan selama 364 hari.
Balik lagi ke temen gw,
Gw lebih menggunakan waktu libur di malam tahun baru untuk berkumpul dengan sahabat – sahabat dan orang – orang yang kita cintai. Merangkul kembali yang udah jauh, membicatakan hal – hal konyol yang pernah dilakuin bareng, menceritakan kebodohan kita yang dulu pernah kita lakuin, dan semua hal yang pernah kita lakuin bersama. Intinya, menyambung kembali silaturahim dengan orang yang kita cintai dan tidak semper kita lkuin karena rutinitas dan tuntutan hidup. Waktunya memang bersilangan dengan malam tahun baru, tapi hal yang kita lakuin lebih bermakna dan bukan merayakan malam tahun baru.
Yah semoga temen gw cepet ngerti .
-----hal konyol ----
Mungkin yang kalian sangka, orang yang melakukan hal konyol di depan temen – temen kalin dipandang sebagai orang yang gak cerdas, gak pinter, bodoh, dll. Sah – sah aja sih kalau kalian berpandangan like that. Yang gw omongin di sini adalah temen deket kalian. Bukan orang yang baru dikenal atau orang yang lagi lewat di jalan.
Bagi gw, mereka adalah orang yang hebat. Kok bisa gitu ? mereka adalah oase di padang pasir yang memberikan kesejukan di keringnya gurun pasir.
Merelakan image baik mereka, dengan image orang yang suka melucu dan seperti badut *mungkin.
Bahkan gw pun pernah melakukan hal konyol untuk mencairkan suasanya tegang lantaran ada temen gw yang sedang memeprdebatkan hal konyol. Gw selalu memandang lebih kepada orang yang bisa mencairkan suasana. Mereka hebat.
Yang gw pikirkan adalah bagaimana pandangan orang yang berfikiran kalau mereka itu gak pernah serius. Kadang memang orang yang sering melakukan hal konyol dipandang dengan pribadi yang gak pernah serius. Gw juga gak ngerti bagaimana mereka dapat menempatkan posisi mereka ketika memberikan sanggahan yang serius. Kebanyakan mereka memberikan sanggahan dalam cara lain, ya dengan cara mereka yang konyol juga. Gw pribadi mengerti apa yang di sampaikan, tapi entah apakah temen gw yang selalu serius itu mengerti maksudnya, atau hanya memandang mereka sebagai angin lalu.
Gw percaya, mereka punya caranya sendiri untuk menjadikan diri mereka di mengerti dan di pahami oleh semua. Itu cara mereka mengapresiasi lingkungan mereka, memang konyol caranya, tapi itulah mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H