Mohon tunggu...
maula rokhim
maula rokhim Mohon Tunggu... Wiraswasta - desainer grafis

Saya adalah seorang profesional kreatif dengan pengalaman lebih dari lima tahun dalam industri desain grafis. Dengan latar belakang pendidikan di bidang Desain Komunikasi Visual, saya memiliki pemahaman yang kuat tentang konsep desain dan tren terbaru di dunia desain grafis. Saya terampil dalam menggunakan berbagai perangkat lunak desain seperti Adobe Creative Suite, CorelDRAW, dan Sketch.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mewujudkan Kemandirian Ekonomi di Pondok Pesantren Al Aqsho

15 Oktober 2023   23:00 Diperbarui: 15 Oktober 2023   23:01 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Maula Rokhim, S.e , Muhibban, M. Ag , Muhammad Misbakul Munir, M.P.I
 

Pengantar

pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sistem pendidikannya menjadi inspirasi untuk mendirikan berbagai lembaga pendidikan  di Indonesia. Apalagi mengingat perannya yang sangat sentral di  masyarakat luas, pesantren dapat menjelma menjadi lingkaran pergerakan ekonomi, baik di luar pesantren maupun di dalam pesantren. Sayangnya, banyak  pesantren (terutama sekolah menengah) yang dijalankan secara lokal, dan beberapa gulung tikar karena roda ekonomi yang buruk. Tidak semua orang membayar jumlah penuh, tetapi itu tergantung pada biaya bulanan siswa. Beberapa membayar setengah harga, sementara yang lain miskin atau yatim piatu dan karena itu  tidak membayar sama sekali. Atau, mengandalkan  BOS (Bantuan Operasional Sekolah) berarti mereka memberi saran.

Sangat tidak efektif bagi pondok pesantren untuk mengandalkan dua sumber pendanaan ini (biaya santri dan dana BOS) sebagai roda pergerakan ekonomi. Tentu saja, tidak semua santri membayar uang SPP dan uang BOS, yang merupakan ketimpangan ekonomi. Hal ini dapat berhenti dengan cepat, sehingga menyulitkan untuk membayar kebutuhan sehari-hari, guru, petugas kebersihan, dan biaya lainnya. Akibatnya beban  semakin berat, semakin banyak, dan akhirnya banyak pondok pesantren yang tidak aktif  karena hal ini 

Pondok pesantren, sebagai pusat pendidikan dan keagamaan, memiliki peran yang sangat penting dalam membangun masyarakat yang beriman dan mandiri secara ekonomi. Salah satu pondok pesantren yang mengusung konsep kemandirian ekonomi secara holistik adalah Pondok Pesantren Al-Aqsho di Blitar. Dalam artikel ini, kami akan mengulas berbagai aspek program kemandirian ekonomi yang dijalankan oleh Pondok Pesantren Al-Aqsho, serta berbagai strategi dan pendekatan yang mereka terapkan untuk mencapainya.

1. Pendekatan Program Kemandirian Ekonomi

1.1 Pelatihan Kewirausahaan

Salah satu pilar utama program kemandirian ekonomi di Pondok Pesantren Al-Aqsho adalah pelatihan kewirausahaan. Santri-satri dan guru diberikan pelatihan yang komprehensif tentang bagaimana memulai dan mengelola bisnis. Pelatihan ini membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk membangun usaha sendiri, sehingga mereka tidak hanya mendapatkan keahlian dalam bidang agama tetapi juga dalam bidang ekonomi.

1.2 Manajemen Keuangan Mandiri

Selain pelatihan kewirausahaan, pondok pesantren ini juga mengajarkan manajemen keuangan mandiri kepada santri-satri dan guru. Mereka diajarkan tentang cara mengelola keuangan dengan efisien dan bijaksana, sehingga mereka dapat memastikan keberlanjutan bisnis pesantren. Hal ini menciptakan individu-individu yang mandiri dalam pengelolaan keuangan, yang merupakan keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari.

1.3 Pendekatan Tanpa Upah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun