Mohon tunggu...
Rohani Elita Simanjuntak
Rohani Elita Simanjuntak Mohon Tunggu... Profesi Guru -

To be the agent of change as a Teacher and Lecturer. Mari bersama membangun karakter generasi muda bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Strategi, Kebersamaan dan Filantropi, Menjadi Kunci Membangun Pendidikan "Impian"

8 Agustus 2014   06:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:05 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_351727" align="aligncenter" width="297" caption="Gambar Buku Menjadi Sekolah Terbaik"][/caption]

Judul Buku: Menjadi Sekolah Terbaik; Praktik-Praktik Strategis dalam Pendidikan

Penulis: Prof. Dr. Anita Lie, MA., Ed.D., Takim Andriono, Ph.D., Dra. Sarah Prasasti, M.Hum.

Penerbit: Tanoto Foundation & Raih Asa Sukses

Cetakan: I, Jakarta 2014

Tebal: iv + 188 halaman; ilus; 23 cm

ISBN: (13) 978-979-013-205-4, (10) 979-013-205-0

Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor penentu kemajuan bangsa. Hanya bangsa yang cerdas dan berkarakter kuat yang mampu mengatasi persoalan zamannya. Penyiapan sumber daya manusia melalui pendidikan yang berkualitas perlu disesuaikan dengan kemajuan zaman (Mendikbud Mohammad Nuh, Menyiapkan Guru Masa Depan, Dirjen Dikti, 2013).

Tidak dapat dipungkiri, Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan. Keadilan Pendidikan belum sepenuhnya menyentuh seluruh lapisan masyarakat dari Sabang sampai Papua. Hasil pendidikan di Indonesia juga tetap buruk menurut penilaian internasional (Kompas, 13/5/14). Berdasarkan penilaian Pearson 2014, Programme for International Student Assessment (PISA), Trends in International Mathematics and Science Studies (TIMSS), maupun penilaian Internasional lainnya, Indonesia tetap saja menduduki posisi-posisi buncit dan jauh dari memuaskan.

Buruknya kualitas pendidikan di Indonesia pada dasarnya disebabkan oleh banyak Faktor. Beberapa faktor utama yang menjadi penyebabnya antara lain; Luasnya wilayah Indonesia, tidak meratanya penyebaran penduduk, kultur masyarakat yang heterogen, dan belum meratanya penyebaran guru serta kurangnya fasilitas pendidikan yang memadai di sekolah (Halaman 6).

Hal ini tentunya menjadi momok yang menakutkan, sebab Indonesia dalam rentang waktu dari tahun 2020 hingga 2030 akan menerima Bonus Demografi berupa proporsi usia produktif yang terbaik sejak kemerdekaan, dimana setiap 100 penduduk usia produktif hanya akan menanggung 44 penduduk tidak produktif.

Maka dari itu, buku Menjadi Sekolah terbaik ditulis agar dapat menolong banyak orang dan tak segan berkontribusi dalam memajukan pendidikan. Buku “Menjadi Sekolah Terbaik; Praktik-Praktik Strategis dalam Pendidikan” merupakan buku yang banyak memberikan inspirasi dan motivasi terkhususnya dalam pembanguan pendidikan di era modern. Buku ini menyajikan secara unik dan menguraikan dengan padat tentang bagaimana menjadi sekolah terbaik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Buku yang diterbitkan oleh Tanoto Foundation bersama Rih Asa Sukses ini mencoba untuk memberi solusi dari kelemahan pendidikan baik sumber daya yaitu guru-guru maupun fasilitas pendidikan. Tanoto Foundation yang merupakan salah satu yayasan filantropi yang bervisi menjadi pusat unggulan dalam memfasilitasi dan meningkatkan akses terhadap pendidikan berkualitas, serta kesempatan pemberdayaan yang memberikan kontribusi terhadap pengurangan kemiskinan, terpanggil untuk ikut terlibat aktif dalam proses mencerdasan anak bangsa.

Yayasan yang digagas oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto ini dapat melihat bahwa salah satu upaya yang akan berdampak besar adalah dengan memberikan beasiswa dan menyelenggarakan pelatihan bagi guru-guru khususnya mereka yang berada di daerah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal). Indonesia faktanya memang masih kekurangan guru berkualitas, Oleh karena itu, Yayasan ini berusaha untuk menjejakkan langkah konkret sehingga peningkatan kualitas dan kompetensi guru menjadi perhatian khusus Tanoto Foundation.

Dalam kapasitas sebagai sebuah yayasan filantropi, Tanoto Foundation berusaha menjadi fasilitator agar rakyat kecil mendapatkan pendidikan yang merupakan salah satu hak asasi manusia yang tercantum dalam BAB XA tentang HAM, UUD 1945 Pasal 31 dan Pasal 28C.

Mengubahkan Pola Pikir

Sebagai satu dari sedikit pakar dibidang pendidikan yang terlibat dalam pembentukan kebijakan pendidikan, penelitian akademis, dan praktik pembelajaran bagi guru dan calon guru, Anita Lie bersama Takim Andriono, Sarah Prasasti dan Tanoto Foundation memahami jurang pemisah menuju pendidikan yang berkualitas, dan mereka memiliki kapasitas untuk menjembataninya.

Inovasi yang dibangun lewat Pola pelatihan yang diterapkan Anita Lie dan tim dirasakan sangat bermanfaat bagi para guru. Pola tersebut umumnya terbagi dalam tiga tahap. Pertama, dengan melakukan banyak workshop. Kedua, implementasi yang dibuat oleh guru pada tahap pertama. Ketiga, guru-guru peserta pelatihan diminta untuk membagikan pengalaman mereka melalui presentasi penelitian tindakan kelas. Pola ini dinilai cukup efektif untuk membangun keseriusan dan kesungguhan guru dalam meningkatkan kemampuan dan keahlian diri mereka dalam mengajar (Halaman 6-7).

Keahlian mengajar memang penting, sebab masa depan negeri ini nantinya akan sangat ditentukan oleh ratusan juta generasi muda bangsa. Oleh karena itu, Seluruh satuan pendidikan, sekolah, dan guru-guru yang tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan kunci dalam mendidik murid-murid yang awalnya bersih bagaikan kertas putih menjadi intelektual-intelektual muda yang akan membangun bangsa ini di masa depan.

Perjuangan bangsa ini memang cukup berat agar dapat meraih manfaat dari bonus demografi. Oleh karena itu membangun pendidikan impian adalah jalan keluar terbaik yang dimiliki bangsa ini. Dengan menjadi sekolah terbaik maka pembangunan pendidikan yang berkualitas akan tercapai dan segala ketertinggalan bangsa ini terhadap bangsa lain di berbagai bidang akan mampu dikejar. Dengan memajukan pendidikan pula, maka Indonesia yang masih kalah jauh di bawah negara-negara tetangga dan Negara maju lainnya akan mampu menyalip Negara-negara tersebut.

Memajukan pendidikan dan mencerdaskan kehidupan bangsa memang merupakan tujuan nasional, namun terlebih dahulu harus diawali dengan Tecapainya delapan standar nasional pendidikan (Hal. 139-140). Dengan hadirnya buku “Menjadi Sekolah Terbaik” yang ditulis oleh pakar pendidikan Anita Lie, dkk, akan sangat bermanfaat dalam mengubah pola pikir danmembawa pemahaman baru sekaligus merupakan revolusi intelektual untuk keluar dari perangkap pesimisme dalam memandang dunia pendidikan Indonesia. Buku ini, membuat pembaca mampu melihat harapan bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa pembelajar yang mampu menjadi bangsa yang cerdas dan maju, hidup dalam keadilan, kemakmuran dan dapat memberi kontribusi terbaik bagi dunia.

Praktik-praktik strategis yang terangkum dalam setiap bab mampu memberikan solusi bagi perbaikan pendidikan di Indonesia. Konten setiap bab yang dimulai dari Bab 1 yaitu dimensi dan permasalahan pendidikan, hingga komunikasi antara sekolah dan orang tua/wali peserta didik, dan diakhiri dengan Bab 13 berjudul peserta didik dan sekolah berprestasi, seluruhnya dikemas dengan efektif, dan berbobot.

Jadi, agar Indonesia dapat berkiprah nyata di era globalisasi, buku ini menginspirasi supaya negeri ini meningkatkan kualitas dan integritas sumber daya manusianya sehingga mampu berpikir inovatif dalam mengelola sumber daya alam negeri ini. Penulis buku ini juga menempatkan beberapa hal penting yang harus dikerjakan oleh seluruh elemen bangsa ini.

Pertama, adalah meningkatkan kualitas sekolah. Pada dasarnya, sekolah-sekolah di Indonesia memiliki potensi dan kesempatan untuk berkembang, hanya saja para pengelolahnya belum menyadari langkah terbaik untuk meningkatkan kualitas. Kemudian yang kedua yaitu menjadikan Pendidikan agar senantiasa melibatkan peserta didik sebagai bagian tak terpisahkan dari lingkungannya. Dengan demikian, pendidikan seyogianya bertumpu pada tujuan untuk menumbuhkembangkan kemampuan tiap anak untuk hidup selaras dengan sesama dan lingkungannya (Halaman 55).

Dengan membaca, dan merenungi buku “Menjadi Sekolah Terbaik; Praktik-Praktik Strategis dalam Pendidikan” membuat kita membayangkan akan terbentuknya sekolah impian Indonesia yang dapat menyembuhkan “penyakit-penyakit” kronis dalam penyelenggaraan pendidikan di tanah air. Buku ini sangat menarik untuk dibaca terutama bagi mereka yang bergelut di dunia pendidikan atau yang memiliki kerinduan untuk memperbaiki dunia pendidikan.

Namun, jika pembaca bukan seorang yang bergelut dibidang pendidikan juga tidak menjadi masalah, sebab buku ini memperlihatkan banyak hal menarik terkait dengan sebuah proses kreatif untuk mencerdaskan anak bangsa. Hal ini tentunya akan dapat menginspiasi siapapun untuk berkontribusi membangun sekolah "impian" (berkualitas) di Indonesia.

Kelebihan lainnya, Buku ini dikemas pula dengan penggunaan diksi yang mudah dimengerti dan ringan, sehingga mudah dicerna serta layak dipraktikkan oleh para penikmat dan pembacanya yang merupakan pendidik dan tenaga kependidikan. Namun tidak hanya itu, Buku ini juga merupakan otokritik bagi Pemerintah selaku pemegang kebijakan dan perancang pembangunan pendidikan. Selamat Berkarya!

Peresensi, Rohani Elita Simanjuntak, S.Pd.

[caption id="attachment_351728" align="alignnone" width="600" caption="Foto Diacara Kompasiana Nagkring-Tanoto Foundation, Uniland Medan"]

1407432953764696964
1407432953764696964
[/caption]


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun