Sebagai salah satu kawasan ekonomi terbesar di dunia, negara-negara di ASEAN memiliki potensi yang besar untuk mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi dan lebih inklusif. Salah satu faktor kunci yang dapat memperkuat integrasi ekonomi di ASEAN adalah konektivitas sistem pembayaran antarnegara. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana langkah-langkah yang diambil oleh Bank Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya dalam memajukan konektivitas sistem pembayaran guna mendorong pertumbuhan  ekonomi yang lebih integratif di kawasan ini.
Perkembangan Ekonomi ASEAN Sejak pembentukannya pada tahun 1967, ASEAN telah menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara ASEAN telah bekerja sama untuk meningkatkan integrasi ekonomi melalui langkah-langkah seperti pengurangan tarif, pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dan promosi investasi lintas batas. Meskipun pencapaian ini, masih ada hambatan yang perlu diatasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di ASEAN. Â
Konektivitas Sistem Pembayaran sebagai Kunci IntegrasiÂ
Salah satu hambatan utama dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di ASEAN adalah ketidakseimbangan dalam konektivitas sistem pembayaran antarnegara. Transaksi lintas batas di ASEAN masih menghadapi kendala, seperti biaya transfer yang tinggi, jangka waktu yang lama, dan kurangnya harmonisasi regulasi antara negara-negara anggota. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan konektivitas sistem pembayaran yang efisien dan terintegrasi di antara negara-negara ASEAN.
Peran Bank Indonesia dalam Memajukan Konektivitas Sistem Pembayaran Bank Indonesia, sebagai bank sentral Indonesia, memiliki peran yang penting dalam memajukan konektivitas sistem pembayaran di ASEAN. Bank Indonesia telah aktif dalam kerja sama regional dan memainkan peran kunci dalam inisiatif-inisiatif seperti Pembayaran ASEAN, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan transaksi lintas batas di kawasan ini. Selain itu, Bank Indonesia juga telah berupaya memfasilitasi penggunaan teknologi finansial yang inovatif, seperti pembayaran digital dan e-wallet, untuk mempercepat kemajuan sistem pembayaran di Indonesia dan ASEAN.
Dalam Membangun Jembatan Menuju Ekonomi Integratif sebagai Tranformasi Konektivitas Pembayaran ASEAN, beberapa langkah dapat diambil.Â
Pertama, negara-negara ASEAN harus meningkatkan harmonisasi regulasi terkait sistem pembayaran, termasuk kebijakan anti-pencucian uang dan perlindungan konsumen. Hal ini akan mempercepat proses transfer dan memberikan kepercayaan kepada pengguna sistem pembayaran di seluruh kawasan.
Kedua, negara-negara ASEAN perlu meningkatkan interoperabilitas antara sistem pembayaran domestik mereka. Ini dapat dilakukan melalui standarisasi teknologi dan protokol, sehingga memungkinkan transfer dana yang mudah dan cepat antara negara-negara ASEAN. Bank Indonesia, sebagai bagian dari upaya ini, telah berperan dalam memfasilitasi integrasi sistem pembayaran dengan mengadopsi standar internasional dan membangun infrastruktur yang diperlukan.
Selain itu, penting bagi negara-negara ASEAN untuk mendorong kolaborasi antara bank-bank sentral dan lembaga keuangan di kawasan ini. Ini dapat mencakup pertukaran informasi, pengembangan produk dan layanan bersama, serta pelatihan dan pembangunan kapasitas untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam sistem pembayaran. Bank Indonesia, sebagai pemimpin regional, dapat berperan aktif dalam memfasilitasi kolaborasi semacam itu dan memainkan peran katalis dalam mendorong inisiatif tersebut.
Selanjutnya, penting untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi mengenai sistem pembayaran digital di seluruh kawasan ASEAN. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang keuntungan dan keamanan penggunaan teknologi pembayaran digital. Kampanye penyuluhan dan program pelatihan dapat membantu mengatasi ketidakpercayaan dan mempromosikan adopsi sistem pembayaran digital yang lebih luas di ASEAN.