Mohon tunggu...
Rofu Bintang Suroya
Rofu Bintang Suroya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Manajemen Komunikasi Universitas Padjajaran

Saya seorang individu yang senang belajar hal baru dan cepat beradaptasi, tentunya saya juga memiliki komunikasi yang baik secara individu maupun tim.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Keindahan Pantai Parangtritis dan Mitos yang Menyelimutinya

17 Mei 2023   09:50 Diperbarui: 17 Mei 2023   09:58 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Keindahan dan beragam wisata yang ada di Yogyakarta seakan tidak pernah matinya, tak heran kota ini dijuluki sebagai kota wisata. Kota ini menyuguhkan banyak sekali pilihan wisata, mulai dari wisata alam, budaya, sejarah, hingga pendidikan. Bagi para wisatawan yang ingin melepaskan rasa penat dengan menyaksikan pemandangan sunset yang memukau, Pantai Parangtritis dapat menjadi pilihan yang tidak akan mengecewakan, dengan pemandangan sunset yang dinilai memiliki pemandangan sunset yang lebih menarik dari pantai lainnya. Pantai ini terletak 27 KM dari pusat Kota Yogyakarta, yang dapat dicapai dengan transportasi umum ataupun transportasi pribadi. Untuk memasuki pantai, wisatawan cukup merogoh kocek Rp10.000.

Keindahan Pantai Parangtritis dengan sunset yang berwarna jingga hingga merah muda dari sisi barat ini menyimpan mitos yang cukup legendaris di Indonesia yakni mitos Nyi Roro Kidul, penguasa pantai selatan Jawa. Nyi Roro Kidul diyakini memiliki kekuasaan meliputi wilayah sepanjang pantai Samudera Hindia. Bahkan dari cerita rakyat yang beredar, terdapat mitos larangan bersikap sombong, berbicara sembarangan, hingga memakai pakaian berwarna hijau di sepanjang pantai. Bagi wisatawan yang melanggar hal ini dapat memicu amarah Nyi Roro Kidul hingga mengakibatkan tenggelam. Masyarakat setempat percaya bahwa warna hijau menjadi warna kesukaan dari Nyi Roro Kidul.

Jika dilihat dari segi keamanan, Pantai Parangtritis yang memiliki ombak yang cukup besar serta permukaan laut yang terkadang berwarna hijau ketika terpapar matahari, membuat siapapun yang tenggelam akan sulit dievakuasi jika menggunakan baju berwarna hijau. Hal ini juga yang membuat wisatawan dilarang untuk menggunakan baju berwarna hijau ketika mengunjungi Pantai Parangtritis serta berenang hingga ke tengah laut. Selain itu, pantai yang menghadap ke Samudera Hindia ini juga memiliki palung yang berbahaya. Keberadaan palung ini memiliki ciri gelombang yang tenang. Karakter gelombang yang tenang inilah yang kemudian menarik wisatawan bermain di air sehingga membuat mereka dengan mudah tertarik ke tengah laut dan tenggelam.

Meskipun ada larangan untuk berenang, wisatawan masih dapat menikmati keindahan Pantai Parangtritis dengan hanya menyusuri pasir pantai yang lembut. Selain dengan berjalan kaki, wisatawan juga dapat menaiki motor ATV (All-terrain Vehicle) untuk menyusuri keindahan pantai. Motor ATV ini disewakan mulai dari harga Rp50.000 – Rp100.000 per setengah jam. Namun, bagi wisatawan yang ingin menyusuri pantai dengan cara yang lebih romantis, bendi dapat menjadi jawabannya. Menaiki kereta kuda beroda dua bersama pasangan dengan pemandangan sunset yang memukau di Pantai Parangtritis menambah kesan romantis dan menjadi pilihan untuk melakukan sesi foto pre-wedding.

Keindahan dan keunikan Pantai Parantritis seakan tak ada habisnya, selain pemandangan pantai yang memukau, wisatawan juga dapat menikmati objek wisata seperti gumuk pasir yang menjadi satu-satunya di Asia Tenggara. Gumuk pasir merupakan fenomena alam perbukitan pasir yang terbentuk oleh angin. Gumuk pasir parangkusumo berada pada kawasan Pantai Parangkusumo (barat Pantai Parangtritis) dan Pantai Depok. Wisatawan dapat menikmati keseruan gumuk pasir dengan melakukan aktivitas sandboarding yang dapat disewa dengan merogoh kocek sebesar Rp100.000 per orang.

Keindahan Pantai Parangtritis yang memukau dan memberi rasa tenang ini menjadi inspirasi lahirnya lagu yang berjudul “Parangtritis” yang diciptakan oleh Didi Kempot pada tahun 2015 dan masih dapat didengar hingga saat ini. Eitss, belum cukup sampai disana. Wisatawan juga dapat melihat perayaan 1 Suro yang menjadi wisata budaya yang cukup sakral. Bagi wisatawan yang berkunjung pada awal Tahun Baru Jawa maupun Tahun Baru Islam (1 Muharram) dapat melihat perayaan ini secara langsung. Wisatawan akan menyaksikan perayaan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar dengan menghanyutkan sesajen hasil bumi ke laut selatan. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki berlimpah yang didapatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun