Mohon tunggu...
Rofi Yunasmi
Rofi Yunasmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Penulis

Senang Menulis Konten Agama Islam.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kesederhanaan dan Kerendahan Hati: Pelajaran dari Nabi Yunus dan Nabi Muhammad

21 Mei 2024   16:55 Diperbarui: 21 Mei 2024   17:08 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah patut bagi seorang hamba untuk mengatakan aku (Muhammad saw) lebih baik daripada Yunus ibn Matta as" (Sahih al-Bukhari no. 3163). Pernyataan ini mengandung pelajaran berharga tentang kesederhanaan, kerendahan hati, dan penghormatan kepada para nabi Allah.

Nabi Muhammad saw, yang kita yakini sebagai nabi terakhir dan pembawa risalah Islam, menunjukkan sikap tawadhu' (rendah hati) yang luar biasa. Beliau tidak ingin dibandingkan atau ditempatkan lebih tinggi daripada nabi-nabi sebelumnya, termasuk Nabi Yunus as. Sikap ini mengajarkan kita untuk menghormati dan memuliakan semua nabi Allah tanpa merendahkan yang lain.

Nabi Yunus as, yang dikenal juga dengan nama Yunus ibn Matta, memiliki kisah yang penuh dengan pelajaran tentang kesabaran, pengampunan, dan rahmat Allah. Kisah Nabi Yunus yang berada dalam perut ikan besar selama tiga hari menjadi simbol kesabaran dalam menghadapi ujian dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

Pesan dari hadis ini sangat relevan bagi kita saat ini. Kita diajarkan untuk tidak merasa lebih baik atau lebih unggul dari orang lain. Setiap nabi memiliki peran dan misi masing-masing yang diutus oleh Allah, dan semuanya berkontribusi dalam membimbing umat manusia menuju jalan yang benar.

Kita harus belajar untuk meneladani kerendahan hati Rasulullah saw, yang meskipun diakui sebagai pemimpin para nabi, tetap menunjukkan rasa hormat dan penghargaan yang mendalam kepada Nabi Yunus as dan nabi-nabi lainnya. Kerendahan hati ini adalah cerminan dari iman yang kuat dan keyakinan bahwa segala kelebihan dan kemuliaan adalah milik Allah semata.

Sebagai umat Muslim, kita diingatkan untuk senantiasa rendah hati dan tidak membanding-bandingkan kebaikan di antara kita. Setiap individu memiliki keistimewaan dan peran yang diberikan oleh Allah. Ketika kita melihat kebaikan dan kelebihan dalam diri orang lain, kita harus mengakui dan menghargainya dengan penuh kerendahan hati.

Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari sikap tawadhu' Rasulullah saw dan menghormati semua nabi Allah. Marilah kita berusaha untuk menjadi pribadi yang rendah hati, menghormati sesama, dan selalu bersyukur atas segala nikmat dan kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT.

Wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun