Rasulullah telah mengajarkan kepada kita sebuah prinsip yang sangat penting dalam kehidupan: "Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah." Pesan ini tidak hanya sekadar tentang posisi fisik, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam konteks sosial dan spiritual.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى. فَالْيَدُ الْعُلْيَا هِيَ الْمُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ.
Dari Abdullah ibn Umar ra: Bahwa Rasulullah saw bersabda:
Tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang diatas adalah yang memberi (mengeluarkan infaq) sedangkan tangan yang di bawah adalah yang meminta.
(Sahih al-Bukhori:1339).
Menjadi "tangan yang di atas" berarti menjadi dermawan, penuh kasih, dan peduli terhadap sesama. Memberi kepada orang lain, baik berupa sedekah, infaq, atau bantuan, adalah tindakan mulia yang mendatangkan keberkahan dalam kehidupan kita.
Sebaliknya, "tangan yang di bawah" merujuk kepada sikap meminta-minta atau bergantung pada bantuan orang lain. Rasulullah memberi kita pesan yang jelas: lebih baik menjadi orang yang memberi daripada menjadi orang yang meminta.
Pesan ini juga mendorong kita untuk menjadi mandiri dan produktif dalam mencari nafkah. Dengan bekerja keras dan berusaha, kita dapat menjadi "tangan yang di atas" yang mampu memberi manfaat bagi orang lain.
Mari kita jadikan pesan Rasulullah sebagai motivasi untuk selalu berbuat baik, menjadi dermawan, dan menghindari sikap meminta-minta. Dengan demikian, kita tidak hanya membantu orang lain, tetapi juga membangun nilai-nilai kemanusiaan yang luhur dalam diri kita. Semoga Allah SWT memberkahi setiap langkah kebaikan yang kita lakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H