Wow, itu ungkapan saya saat Kompasiana mengadakan Travel Blog Competition dengan tema Wisata Alam Indonesia dan Wisata Kota Indonesia. Pikiran saya langsung teringat dengan perjalanan saya yang sangat mengesankan ke Pulau Laskar Pelangi yaitu Belitung. Perjalanan wisata alam saya bersama istri juga teman-teman saya ini sangat berkesan karena saya bisa melihat Belitung secara langsung tidak hanya dari Film Laskar Pelangi ataupun cerita orang di Blog-blog. Ngiler banget melihat cerita-cerita orang yang sudah pernah trip ke Belitung. [caption id="" align="alignright" width="288" caption="Saya dan Istri :)"][/caption] Saat itu saya dan istri baru saja menikah dan kebetulan ada teman-teman mengajak travelling ke Belitung, kebetulan sekalian jalan-jalan juga untuk bulan madu. Karena kami berangkat berombongan, kami menggunakan biro jasa perjalanan dari Jakarta. Sebelum hari keberangkatan 2 hari sebelumnya kami sudah di Jakarta untuk berlibur di Ancol, maklum meskipun sudah pernah ke Dufan kami belum pernah melihat Sea World. Meskipun pada awalnya mau ke Sea World, kami malah masuk ke Gelanggang Samudera akibat salah lihat plang arah hahaha.. Tapi 2 hari di Ancol sudah cukup memuaskan kami, meski kami tetap menunggu sensasi wisata alam di Belitung ;) [caption id="" align="alignright" width="144" caption="Pulau Belitung dilihat dari atas"]
Pulau Belitung dilihat dari atas
[/caption] Pada hari yang sudah ditentukan akhirnya kami berangkat dari Bandara Soekarno Hatta pukul 06.00 dan sampai Bandara Tanjung Pandan-Belitung pukul 07.00 WIB. Sensasi Belitung langsung terasa yaitu panas :d . Dari atas pesawat juga sempat terlihat muka bopeng Belitung akibat penambangan timah yang berwarna putih, merusak hamparan hijau Pulau Belitung dari atas :( . Sayang sekali sisa penambangan tersebut tidak di reklamasi oleh penambangnya. [caption id="" align="alignright" width="256" caption="Mie Belitung"]
[/caption] Setelah tour guide datang, akhirnya kami memulai tour kami di Pulau Belitung. Berhubung saya tidak kebagian jadwal tour, saya pasrah saja mau dibawa kemana. Sepanjang perjalanan yang tampak hanya hutan, rawa dan sesekali rumah penduduk dengan atap kebanyakan seng, yang beratap genteng mungkin bisa dihitung. Lalu lintas juga sepi, perempatan juga tidak ada lampu merahnya tidak seperti jalan di Pulau Jawa :d Perut keroncongan karena belum sarapan, akhirnya kami diajak ke salah satu warung mie Belitung. Untuk beberapa teman saya, mie ini katanya tidak enak. Tapi bagi saya Mie Belitung ini enak dan terasa lezat. Mungkin ada aroma-aroma seafood yang ikut dimasak sehingga mungkin ada yang bilang sedikit eneg. Tapi jangan sampai terlewatkan hidangan satu ini kalau ke Belitung, enak gak enak cicipin dulu :d . Setelah terpuaskan dengan sarapan, kami langsung diajak ke tempat wisata di Belitung. Agar lebih enak, saya buatkan satu-satu ceritanya :) . Fotonya silakan klik di linknya ya.
- Kuil Dewi Kwan Im [caption id="" align="alignright" width="144" caption="Kuil Dewi Kwan Im"]
[/caption] Tujuan pertama perjalanan kami adalah Kuil Dewi Kwan Im, sebagai tempat peribadatan lokasi kuil ini berada di bukit yang membuat kita bisa melihat seluruh penjuru. Bahkan samar-samar terdengan suara ombak dan memang dari kuil ini kita bisa melihat pantai dari kejauhan. Dalam hati hanya membatin, “sebentar lagi main di pantai :d ”. Yang unik dari kuil ini (berhubung saya juga baru pertama kali ke kuil) adalah kita bisa meramal nasib kita di masa depan. Yang percaya silakan, yang tidak percaya juga silakan. Ada salah satu teman saya yang mencobanya dan menurut saya hasil ramalannya benar sesuai dengan nasib karir teman saya tersebut yang memang lancar jaya :d .
- Pantai Burung MandiPantai ini memiliki garis pantai yang sangat panjang, tapi benar-benar sepi dan sepertinya belum dikelola dengan baik. Hampir tidak ada manusia selain kami, tidak ada nelayan, warung atau fasilitas umum. Sayang sebenarnya, karena pantainya landai dan seperti asyik untuk dipakai berenang. Tapi masalahnya mau bilas mandi dimana?
- Bukit SamakSetelah sempat sedikit memendam rasa geram akibat tidak jadi renang di pantai, akhirnya kami di bawa ke lokasi selanjutnya yaitu Bukit Samak. Bukit ini letaknya cukup tinggi sehingga kita bisa melihat pantai dan daratan Belitung. Ombak pantai yang bergulung-gulung dengan buih putihnya bisa kita lihat dari kejauhan. [caption id="" align="alignright" width="144" caption="Bukit Samak"]
[/caption] Angin yang berhembus cukup kencang di ketinggian membawa hawa dingin, akhirnya sedikit diredam oleh hangatnya kopi Belitung. Saya yang tidak hobi minum kopi pun penasaran mencicipi, meskipun ya rasanya masih sama seperti kopi biasa. Tapi sensasi melihat pemandangan dari ketinggian Bukit Samak ini mungkin tidak akan terulang lagi. Jangan terlalu lama berada di Bukit Samak, karena saya merasakan masuk angin akibat angin yang berhembus selalu kencang.Disini juga sudah ada fasilitas umumnya seperti musholla dan toilet. Anda bisa memanfaatkannya saat membutuhkan, karena jarang sekali fasilitas umum di tempat wisata Belitung.
- Tambang TimahBelitung memang terkenal dengan tambang timahnya, sayang sekali pulau seindah ini bopeng karena penambangan timah yang tidak direklamasi. Kami sempat berhenti sebentar di sebuah danau kecil yang terbentuk dari tambang timah yang terisi air hujan. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala melihatnya. Sedih melihatnya.
- SD Muhammadiyah Gantong [caption id="" align="alignright" width="144" caption="SD Muhammadiyah Gantong"]
[/caption] Exciting rasanya saat tiba di lokasi ini, sambil senyum-senyum sendiri :d . SD Muhammadiyah Gantong yang sebelumnya hanya saya lihat di film, sekarang ada di depan saya dan saya bisa melihat sendiri isinya. Bangunan ini hanya replika saja karena bangunan aslinya sudah tidak ada, tapi replikanya tidak dirobohkan bahkan dibiarkan sedikit kotor agar terlihat asli, sehingga feel pengunjung juga seperti terbawa ke masa lalu saat Bu Muslimah gigih mengajar anak didiknya dengan kemampuan yang sangat terbatas.
- Tanjung Tinggi [caption id="" align="alignright" width="108" caption="Tanjung Tinggi"]
[/caption] Bagi anda yang sudah melihat film Laskar Pelangi, pasti anda ingat adegan saat murid Bu Muslimah berdiri berjajar di atas batu besar sambil melihat pelangi di ufuk barat. Inilah tempat adegan itu diambil! Pantai ini memiliki air yang jernih juga lautnya tenang, batu batu besar menjulang. Pasirnya lembut dan landai sehingga aman untuk berenang. Saya yang sudah tidak tahan berenang segera bercebur, apalagi melihat airnya yang benar-benar bening. Pantainya benar-benar masih bersih, belum ada bungkus-bungkus makanan ataupun sampah. Dan jika anda datang saat sore hari, maka anda akan mendapatkan bonus keindahan sunset yang begitu indah memancar dari matahari yang akan tenggelam dengan pantulan air laut yang begitu tenangnya. Surga dunia pokoknya.
Perjalanan hari pertama disudahi dengan makan malam yang sangat nikmat, bagi anda pecinta seafood maka ini adalah surga bagi anda. Ada banyak pilihan menu dengan bahan seafood yang masih fresh. Bumbu masakannya pun enak untuk lidah penyuka pedas seperti saya. Saya acungkan jempol untuk pilihan masakannya termasuk tour guide saya yang memilihkan lokasi rumah makannya :) [caption id="" align="alignleft" width="288" caption="Seafood Belitung, mana tahaan.."]
Seafood Belitung, mana tahaan..
[/caption] Anda bisa melihat video perjalanan saya hari 1 disini ;) Perjalanan Hari Kedua Untuk hari kedua, kami dijadwalkan akan mengunjungi Pulau Lengkuas, saya sama sekali tidak ada bayangan seperti apa Pulau Lengkuas meskipun pada akhirnya saya menyatakan ini destinasi wisata favorit saya di Belitung. [caption id="" align="alignnone" width="288" caption="Tambang Timah"]
[/caption] Perjalanan dari Tanjung Pandan ke Tanjung Kelayang cukup lama, melewati hutan-hutan. Saya tidak kebayang naik motor sendirian disini kalau malam, pasti sepi sekali dan jarang motor lewat. Jangan harap ada traffic light bahkan garis marka jalan sepertinya juga jarang ditemui. Setahu saya jalan di Belitung mulus sekali bahkan sepertinya masih baru diaspal. Di beberapa bagian jalan aspalnya cukup lebar. Bagi saya yang terbiasa dengan hiruk pikuk keramaian mungkin tidak betah hidup di tempat sepi seperti Belitung ini. Sekali lagi saya bersyukur karena terkadang saya memaki tempat saya tinggal hanya karena macet, capek antri dan sebagainya, sedangkan di daerah lain bahkan fasilitas yang ada di kota saya tidak ada disini. [caption id="" align="alignleft" width="288" caption="Tanjung Kelayang"]
[/caption] Lanjut ke acara travellingnya, akhirnya kami tiba di Tanjung Kelayang. Dengan menumpang perahu, rombongan kami berangkat ke Pulau Lengkuas. Selama perjalanan yang lamanya 30 menit kami mengitari Pulau Babi, Pulau Layar, Pulau Burung. Sensasi naik perahu luar biasa karena ombaknya “dahsyat”, ditemani juga oleh buruan Spongebob dan Patrick Star apalagi kalau bukan ubur-ubur. Banyak sekali ubur-ubur sepanjang perjalanan kami ke Pulau Lengkuas. [caption id="" align="alignright" width="256" caption="Pulau Lengkuas dari kejauhan"]
[/caption] Kami termasuk kesiangan datang ke Pulau Lengkuas, karena sudah ada beberapa rombongan yang lebih dulu datang. Sedikit mendeskripsikan pulaunya, Pulau Lengkuas ini tidak terlalu luas tapi memiliki pantai yang sangat indah dengan pasir putih dan landai, ombaknya tenang dan airnya jernih. Sekali lagi naluri ikan saya keluar, saya harus berenang!! :d Puas menguras tenaga dengan berenang, kami pun makan siang. Sensasi makan mana yang bisa mengalahkan makan di pantai, diiringi ombak pantai dan semilir angin sepoi-sepoi. Untuk menu memang ada pilihan ayam goreng dan sambal, tapi buat saya buat apa memilih makanan yang bisa tiap hari saya temui di rumah. Lagipula siapa yang bisa menahan godaan makanan dari seafood segar. Nyam..nyaam.. [caption id="" align="alignright" width="216" caption="Mercusuar Pulau Lengkuas"]
[/caption] Setelah kenyang dan sholat dhuhur, akhirnya penasaran juga untuk naik mercusuar Pulau Lengkuas. Saya yang phobia ketinggian pun akhirnya nekat, karena yakin ini bisa jadi kesempatan saya pertama dan terakhir kesini. Mercusuar ini tingginya 50 meter dengan 18 lantai yang bisa kita pakai untuk istirahat jika kita capek. Tiap lantai juga ada jendelanya, dan anda pasti berdecak kagum dengan pemandangan Pulau Lengkuas hanya dari jendelanya saja. Bangunan mercusuar ini sendiri merupakan peninggalan Belanda yang berdasar plat yang terdapat di bangunan ini, dibuat pada tahun 1888, artinya bangunan ini sudah seabad lebih dan masih kokoh menjulang. [caption id="" align="alignleft" width="256" caption="Jajaran batu indah Pulau Lengkuas"]
[/caption] Jika anda hobi fotografi anda akan puas dengan pemandangan di sekeliling Pulau Lengkuas, ada bermacam angle dan obyek yang bisa anda abadikan yang akan menghasilkan hasil foto yang indah dan natural. Tapi bagi saya tanpa diberi efek fotografi pun, warna dan pemandangan dari atas mercusuar ini luar biasa indah! Anda bisa melihat batuan laut aneka warna yang menghampar serta batu karang. Pulau-pulau di sekitar Pulau Lengkuas juga bisa anda lihat disini. Saya sendiri sekitar setengah jam berada diatas dan tidak bosan. Saya sudah lupa kalau saya phobia ketinggian :d [caption id="" align="alignright" width="256" caption="Hormat Grak!"]
[/caption] Saking padatnya jadwal perjalanan saya, saya sampai lupa kalau hari itu adalah Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus. Maka jadilah upacara bendera dadakan di Pulau Lengkuas berbekal bendera dan tripod kamera. Dengan keindahan alam dan pulau seperti ini, saya betul-betul bangga dengan Indonesia saya. Tak ragu sedikitpun menuliskan pengalaman saya ini meskipun memakan waktu, agar semua orang tahu bahwa pesona alam Indonesia kita masih banyak yang belum kita tahu. Dan sudah sewajarnya kita sebagai orang Indonesia bangga dengan apa yang kita miliki. Marvelous! [caption id="" align="alignnone" width="400" caption="Sunset di Belitung"]
[/caption] Tanpa terasa kami harus pulang meninggalkan Pulau Lengkuas diiringi kembali dengan sunset super indah. Meski badan lelah, capek dan mengantuk tapi rasanya puas dengan sensasi alam Belitung ini. Tidak lupa jika anda pulang anda harus membeli oleh-oleh, ada banyak pilihan tapi saya kebetulan hanya memilih Kerupuk Udang dan Madu Hitam karena bagasi tidak ada ruang sisa. Penasaran dengan perjalanan saya ke Pulau Lengkuas, anda bisa lihat disini. Semoga cerita saya ke Belitung ini bisa menginspirasi rencana wisata alam anda selanjutnya. Tidak perlu ke luar negeri kalau hanya untuk melihat pantai. Jika anda pecinta pantai, maka Belitung harus masuk ke jadwal wisata anda selanjutnya
Sekedar mengingatkan, jika anda bepergian ke lokasi seperti ini anda harus siap beberapa hal diantaranya :
- Fasilitas umum terbatas, anda harus pandai mencari waktu misalnya kapan mandi/bilas, kapan buang air kecil. Jangan sampai anda kebelet pipis dan anda paksakan untuk pipis di lokasi wisata selanjutnya. Selama ada kamar kecil, lebih baik segera pipis J
- Bawa uang cash secukupnya, ATM tidak semudah di Jawa. Jadi anda harus siap.
- Bawa peralatan obat-obatan secukupnya terutama Minyak Angin untuk mengatasi kembung akibat angin pantai, juga Betadine kalau tangan kaki luka atau tergores karang.
- Jika perjalanan anda ingin berkesan, bawalah HandyCam. Foto memang simpel tapi dengan video maka semua momen akan teringat lagi dengan indahnya. Anda juga bisa memutarnya di rumah sebagai kenangan. Sedikit berkorban karena yang mengambil video biasanya jarang di-shoot :d
Direkam menggunakan: Sony HandyCam & Digital Camera Kodak
Biaya : Rp. 1.800.000/orang (termasuk tiket pesawat PP Jakarta-Tanjung Pandan, hotel 3D/2N, makan 3x/hari, mobil) Galeri : Untuk melihat, klik di gambar yang anda inginkan :)
Harap sabar menunggu, karena saya hosting gambarnya di Picasa Terima kasih sudah berkunjung dan membaca perjalanan saya di Belitung :)
Opera Travel Blog Competition
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya