Mohon tunggu...
Rofiqoh Rayvani
Rofiqoh Rayvani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Universitas Lampung

suka musik dan film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Gaya Kepemimpinan Donald Trump

13 April 2024   18:24 Diperbarui: 13 April 2024   18:37 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Donald John Trump adalah tokoh yang lebih terkenal oleh Masyarakat internasional sebagai pebisnis, Donald Trump adalah anak dari pengembang kaya real estate di New York yaitu Fred Trump. Selain menjadi pebisnis ternama di Amerika Serikat Donald Trump juga seorang presenter acara realitas, dan politikus, sehingga bagi Masyarakat umum tidak heran apabila Donald Trump terpilih sebagai President Amerika Serikat ke-45 . Donald Trump lahir dan tumbuh besar di Queens, salah satu Kota di New York, Donald Trump menempuh pendidikan di jurusan ekonomi Wharton School of the University of Pennsylvania dan berhasil meraih gelar sarjananya pada tahun 1968.

Donald Trump berhasil menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, usai mengalahkan Hillary Clinton, dengan berhasil mengumpulkan 306 jumlah suara, sedangkan Hillary hanya mengantongi 232 jumlah suara. Meski begitu, Donald Trump bukanlah orang baru lagi dalam perpolitikan Amerika Serikat. Bahkan sebelumnya, pada tahun 2000 Donald Trump juga telah
sempat menyalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat.

Sebagai seorang pemimpin negara, gaya kepemimpinan atau bagaimana dia memimpin akan menentukan bagaimana negara itu kedepannya, dan kemana negara itu akan dibawa. Seperti yang kita ketahui bahwa arti dari kepemimpinan itu sendiri adalah perilaku seseorang dalam mempengaruhi, dan memotivasi bawahan agar dapat tercapainya tujuan bersama. Sedangkan gaya kepemimpinan memiliki arti bentuk atau cara seorang pemimpin dalam memimpin, gaya kepemimpinan di anggap sebagai kunci keberhasilan sebuah organisasi atau kelompok, sehingga menentukan tipe atau gaya seseorang dalam memimpin sangat penting demi
pencapaian sebuah tujuan.

Gaya kepemimpinan otoriter sebagai jenis gaya kepemimpinan yang cukup melekat pada Donald Trump, yang tidak hanya di akui oleh kalangan masyarakat Amerika Serikat, namun telah diakui oleh masyarakat Internasional. Gaya kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang dimana pemimpin memiliki posisi dominan dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan ini dikenal dengan gaya yang keras dalam memberi arahan kepada bawahan untuk menjalankan pekerjaan. Gaya kepemimpinan otoriter melibatkan pemimpin yang mengambil alih semua keputusan dan kebijakan secara eksklusif dari dirinya sendiri. Pemimpin ini bertanggung jawab penuh atas pembagian tugas dan tanggung jawab, sementara bawahan hanya menjalankan tugas yang telah ditugaskan kepada mereka. Herlinda Maya Purnama Sari (2016) berpendapat bahwa menurutnya Pemimpin otoriter ini biasanya akan merasa tahu tentang apa yang diinginkan oleh mereka dan cenderung akan memerintah bawahannya secara langsung dalam mengekspresikan kebutuhan-kebutuhannya. Pada kepemimpinan otoriter seperti ini baisanya akan terjadi adanya pengawasan yang cukup ketat, sehingga sukar bagi bawahan dalam memuaskan kebutuhan egoistisnya.

Hadari Nawawi (1993) dalam buku Kepemimpinan Menurut Islam, ,menyebutkan gaya kepemimpinan otoriter yang biasanya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Menganggap organisasi yang dipimpinnya sebagai milik pribadi
b. Mengartikan tujuan organisasi sebagai tujuan pribadi
c. Menganggap bawahan hanya sebagai alat perintah semata
d. cenderung tidak bisa menerima saran atau kritik dari anggota atau bawahan
e. Terlalu bergantung pada kekuasaan formalnya
f. Cara mereka melakukan pendekatan kepada bawahannya dengan cara memaksa dan bersifat kesalahan hukuman.

Gaya kepemimpinan Presiden Donald Trump ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai ideal di Amerika Serikat, sikapnya selama menjadi Presiden anti-imigran serta mengurangi kebebasan masyarakat minoritas untuk beraktivitas. Hal ini sangat bertetang dengan nilai-nilai dimana masyarakat Amerika Serikat sangat menjunjung tinggi nilai keterbukaan, demokrasi, persamaan serta kebabasan. Semua orang bebas melakuka apa saja tanpa ada pembeda antara mayoritas dan minoritas.

Terdapat beberapa kebijakan yang dibuat oleh Donald Trump yang menimbulkan kontroversi
tatanan dunia:
1. Mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel, dan mendukung kebijakan Timur Tengah dari Tentara pembebasan Suriah. Kebijakan ini menimbulkan kontroversi berat sebelah mengakibatkan reaksi besar masyarakat internasional, seperti yang telah dilakukan pada
tahun 2017 , negara yang memiliki penduduk mayoritas Islam menggelar pertemuan besar Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul, terjadi adanya penolakan oleh Turkey mengenai kebijakan yang dibuat Presiden Amerika Serikat tentang fakta Yerusalem
merupakan kota suci dari 3 agama yakni, Islam, Kristen serta Yudaisme. fakta yang dikeluarkan ini dianggap memperlihatkan bentuk perampasan wilayah nilai Islam dan Kristen meningkat. Kebijakan yang menunjukkan keberpihakan dari Presiden Donal
Trump kepada Israel kontradiktif dengan peran pembangunan perdamaian Amerika Serikat dimana seharusnya dilaksanakan pada Konflik Timur Tengah.
2. Presiden Amerika Serikat yakni Donal Trump sendiri sudah membuat kebijakan perlindungan yang dianggap telah bertentangan pada prinsip-prinsip perdagangan bebas juga semangat globalisasi. Amerika Serikat telah membatasi kerjasama internasional demi memperkuat ekonomi domestik. Trump telah menunjukkan kebijakan anti-globalisasi dan anti-imigrasi
3. Presiden Donald Trump telah mengeluarkan beberapa kebijakan luar negeri yang berhasil menyita perhatian Masyarakat internasional, di antaranya :
a. Amerika dinyatakan keluar dari Trans-Pacific Partnership yang diwariskan Presiden Barack Obama sebagai salat satu pilar kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
b. Kebijakan Donald Trump tentang keluarnya Travel Ban untuk beberapa warga negara dengan mayoritas muslim yang ingin memasuki Amerika Serikat, selain itu Donald Trump menyetujui atas kebijakan imigran sampai mengajukan anggaran dana pembangunan tembok pembatas antara Amerika Serikat dengan Meksiko demi dapat mengontrol imigran yang masuk ke Amerika.
c. Pada April 2017 Trump meluncurkan serangan udara ke Siria sehingga menyebabkan Amerika Serikat mendapat kecaman umat muslim diseluruh dunia, meski begitu setelah setahun kejadian penyerangan tersebut, pada April 2018 Trump kembali meluncurkan
serangan udara ke Siria untuk kedua kalinya.
d. Presiden Donald Trump merupakan presiden pertama AS yang mendapat undangan dalam rangka pertemuan dengan Presiden Korea Utara yang bernama Kim Jong Un, pada tahun 2018, dan beliau berkunjung ke Korea Utara pada tahun 2019 yng dimana dia adalah Presiden AS yang pertama kali melakukan kunjungan ke negara tersebut. Selain itu, pada tahun 2017 di Jerman dalam rangka konferensi G20 Donald Trump berhasil bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden RRC, Xi Jinping, pada tahun 2017. Hal ini merupakan pencapaian yang luar biasa mengetahui hubungan ketiga negara dengan Amerika Serikat kurang baik.

Kebijakan-kebijakan yang kontroversi ini yang menjadi penyebab terjadinya turbulensi atau keadaan yang kacau disetiap bidang mulai dari politik, sosial dan ekonomi. Karena hal ini Presiden Donald Trump dinobatkan menjadi pemimpin paling buruk serta dalam survey
American Political Science Asociation (APSA) menyebut dia sebagai pemecah bela masyarakat yang tercatat dalam sejarah AS. 

Kelebihan Presiden Donald Trump pada masa kepemimpinanya adalah mengutamakan negaranya sendiri. Dia mendukung pasar global dalam dua arah berbeda. yang pertama ada emerging markets yakni pasar negara berkembang serta developed markets pasar negara maju. Situasi ini sangat menguntungkan negara maju tetapi menekan negara berkembang. Negara maju berada posisi yang sangat kuat sementara negara berkembang semakin lemah dan hanya mendapat dampak negatif. Dalam kepemimpinan Donal Trump perekonomian Amerika Serikat tumbuh lebih cepat, meningkatkan nilai pasar dengan saham mencapai 8 triliun serta menciptakan 2,4 juta lapangan kerja baru.


Dari hasil analisis di atas, telah menunjukan beberapa gambaran gaya kepemimpinan otoriter yang dilakukan Presiden Amerika serikat ke-45 yaitu Donald Trump, memiliki kesan penuh kuasa atau dominan dalam pengambilan Keputusan dengan ditunjukkannya beberapa hasil kebijakan yang berhasil memunculkan kontroversi bahkan bagi Masyarakat internasional, serta cukup tegas dalam memutuskan kebijakan cukup menunjukkan bentuk dari gaya kepemimpinan otoriter, namun meski demikian gaya kepemimpinan otoriter yang ditunjukan pada Donald Trupm memiliki tujuan demi memajukan negaranya yaitu Amerika Serikat.

disusun oleh :

- ROFIQOH RAYVANI (2216041084)
- NIA DEBRITA BR SURBAKTI (2216041090)

kelas : reguler c

untuk memenuhi tugas UTS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun