Mohon tunggu...
Rofiq Hasan Marlin
Rofiq Hasan Marlin Mohon Tunggu... Penulis - Suka membaca menulis

Rofiq Hasan Marlin atau Ainur Rofiq, ia lahir di kota Pasuruan 07 April 2000. Ia aktif di komunitas Sastra Lereng Arjuno, salah satu komunitas sastra di desa jatiarjo prigen pasuruan jawa timur Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebelum Roda Waktu Membeku

14 Mei 2024   19:48 Diperbarui: 14 Mei 2024   20:10 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh : Ainur Rofiq

"Kak cita-cita kakak waktu kecil apa? "

"Cita-cita kakak dulu ingin menjadi pilot, kenapa tiba-tiba kamu nanya ini ke kakak? "

"Tadi disekolah aku ditanyain cita-citanya mau jadi apa sama guruku, aku jawab cita-cita aku mau tetep jadi anak kecil kak"

"Heh? Kenapa kamu punya cita-cita seperti itu? "

"Ya soalnya aku sering baca quotes di HP katanya dewasa itu menyebalkan"

 Sempat kaget dengan jawaban gadis kecil yang baru berusia 5 tahun ini.
Namanya Zillah, ia anak terahir dari Ibu dan Bapakku,  kesehariannya setiap pulang sekolah ia selalu menimang HP-nya hingga menjelang tidurnya, layar kotak itu tak pernah lepas dari tangannya, entah harus dengan cara apa lagi agar dia bisa mengurangi kebiasaan ini.
Jika di ingatkan dia selalu mengeluarkan jurus andalannya (tak mau makan).
Kadang ia suka menangis sendiri, jika ditanya kenapa menangis, ia melihatkan vidio yang telah ditontonnya, ya kerap kali ia menangis karna melihat drama cinta seorang kekasih yang diselingkuhi pacarnya.
Sungguh miris melihat adikku sendiri yang seperti ini.

"Zillah sudah dulu ya nak main HP nya, sekarang waktunya kamu belajar"

"Aaaaaah ibu, sebentar lagi ini lagi seru vidionya"

"Kamu sudah dari tadi main HPnya nanti ga dibeliin martabak manis lagi lo sama Bapak"

"Iya Ibuk zillah belajar"
 
Makanan kesukaannya adalah martabak manis, jadi tidak heran ia mau menuruti perintah Ibu jika sudah diancam dengan tidak membelikannya.
Tapi jangan berfikir adikku betah belajar, paling lama ia duduk menghadap buku 15 menit lalu ia tertidur di meja belajar, setiap hari begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun