Dalam larut malam ia menghunus penat dari jiwanya
Ia rajin mengajak pena menari,mengisahkan tentang perkelahian hati dan otaknya
 banyak kisah layu yang disembunyikan di lorong kata, dilembar tempat ia menemukan diri sendiri .
Dipunggung malam mewujudkan sebagai kejujuran diri
Di pundak yang rapuh seribu beban terpikul, dibawah cahaya ia menegakkan bayangan
***
Ia wanita yang sedang menggenggam sunyi
Segalanya ia bungkus rapi dalam senyuman, Â setiap hari dipaksa untuk mekar dalam pasang mata dijalanan
Di depan cermin tak pernah terlihat dirinya selain kegelisahan yang buram
Di jendela kamar ia mengantongi bintang yang berjatuhan
Dengan harap purnama datang memeluk dan menyatukan serpihan tubuh mungil yang rapuh.
Â
Prigen || 25 april || 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H