Mohon tunggu...
Rofiq Al Fikri
Rofiq Al Fikri Mohon Tunggu... Petani - Seorang Ayah

Koordinator Jaringan Masyarakat Muslim Melayu (JAMMAL)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amien Rais yang Belum Baca Buku "Jokowi People Power"

24 Mei 2019   16:29 Diperbarui: 24 Mei 2019   16:31 1278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
amien rais sebelum diperiksa di Polda Metro Jaya

Jumat (24/5/2019) pagi, Amien yang datang di Polda Metro Jaya untuk diperiksa dalam dugaan kasus makar karena hasutan "people power" yang ia sampaikan memamerkan buku berjudul "Jokowi People Power" kepada wartawan sesaat sebelum diperiksa. Tentu saja, ia ingin menunjukkan bahwa hasutan yang selama ini sudah ia lakukan tidak salah. Namun, Amien sebenarnya belum membaca buku itu. Kenapa?

Pertama, Amien ingin menunjukkan, seolah-olah Jokowi dengan buku itu pernah menyebut "People Power". Faktanya, Jokowi tidak menulis buku itu, penulisnya tidak lain adalah Bimo Nugroho dan M Yamin Panca.

Kedua, isi buku "Jokowi People Power" yang dibawa Amien justru menjelaskan adalah kekuatan rakyat yang berbentuk dukungan melalui mekanisme memberi suara dalam pemilu kepada Jokowi, sosok yang bukan berasal dari elit politik.

Jokowi bukan Ketua atau Elit Partai, dia juga bukan berasal dari keturunan bangsawan politik di Indonesia. Jokowi benar-benar rakyat. Dan rakyat Indonesia berhasil keluar dari cara pandang lama, yaitu hanya elit politik dan parpol yang bisa menjadi presiden. Itu lah yang dimaksud people power dalam buku itu, berhasil menumbangkan Prabowo di 2014 yang tercatat sebagai elit politik.

Ketiga, Hal itu jelas berbeda dengan people power yang digaungkan Amien Rais yang jelas melawan hukum. Amien mengajak rakyat tidak percaya terhadap institusi hukum dan negara dengan cara turun ke jalan, yang kita semua tahu kemarin berakhir ricuh dan merugikan "people" (warga DKI asli dan para pedagang dijarah). Itu dilakukan Amien setelah capres yang ia dukung kalah dalam mekanisme hukum resmi, yaitu pemilu.

Parahnya, Amien mengkhianati makna people power, karena mengajak rakyat untuk mendukung pemimpin yang kalah (Prabowo) yang itu merupakan elit politik (ketua umum partai), bahkan ia juga terlahir dari bangsawan politik (ayahnya mantan menteri era Orde Baru). Jadi, Amien benar-benar menyesatkan publik dengan istilah People Power. Termasuk mengelabui publik dengan buku "Jokowi People Power" yang ia bawa. Jadi,Pak Tua, sudahlahhh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun