Mohon tunggu...
Arofiq Rofiq
Arofiq Rofiq Mohon Tunggu... profesional -

Nama lengkap arofiq biasa dipanggil rofiq, kenapa di kompasiana Username URL-nya menggunakan inisial rofiq70, ya karena sudah terlanjur dan sekedar memberi tanda lahir di tahun 1970, maksudnya biar nggak bandel lagi karena umurnya udah semakin tua……hehehe. Pernah menjadi wartawan majalah remaja dan mode 15 tahun yang lalu. Sekarang berkiprah di dunia per-konsultan-an bidang manajeman, komunikasi perusahaan, media sosial, etc…….

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jelang Deklarasi Capres, Jokowi Mangkir untuk Ziarah

13 Maret 2014   13:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:59 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tanda-tanda jelang deklarasi Capres Jokowi dari PDIP kian dekat dan nyata. Ibarat kata, tinggal menghitung hari pelaksanaan nya. Ada dua spekulasi tentang tanggal deklarasi pencapresan Jokowi, yaitu: tanggal 15 Maret 2014, sehari menjelang kampanye terbuka atau alternatif kedua tanggal 5 April sehari sebelum masa tenang. Di luar dua spekulasi tanggal tersebut, salah satu petinggi PDIP yakni Wakil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membocorkan bahwa pengumuman capres dari partainya akan dilakukan Kamis pekan depan, 20 Maret 2014.

Terlepas dari berbagai spekulasi tanggal tersebut, kini partai moncong putih sudah mempunyai kepastian untuk mendorong Jokowi sebagai Capres dalam pertarungan Pilpres tanggal 9 Juli 2014. Kepastian ini makin nyata dengan diajaknya Jokowi untuk melakukan ziarah ke makam Bung Karno di Blitar bersama dengan Megawati Soekarnoputri, yang didampingi oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan sejumlah pengurus DPP, DPD Jawa Timur.

Ada tiga hal yang menyebabkan ziarah itu begitu istimewanya buat Jokowi yang telah digadang-gadang sebagai capres dari PDIP. Pertama, ziarah ini tentu bukanlah ziarah biasa namun ziarah ini menunjuk sebuah sinyal kepastian dari Megawati Soekarnoputri bahwa Jokowi sudah mendapatkan restu penuh untuk maju sebagai Capres PDIP. Bagi kalangan tradisi jawa atau kejawen, makna ziarah kali ini tentu sudah sangat bisa difahami, karena bagaimanapun Jokowi bukan dari kalangan trah Soekarno, maka momen ziarah ini bagian dari lelaku guna mendapatkan restu atau mendapatkan semacam legitimasi kekuatan supranatural yang berupa wahyu keprabon.

Kedua, momen ziarah ini merupakan sebuah bagian dari lelaku atau serangkaian perjalanan adat untuk Jokowi sebelum acara deklarasi resmi. Artinya momen ziarah ini bagi kalangan masyarakat jawa sudah merupakan deklarasi resmi Jokowi untuk maju dalam Pilpres sebagai Capres dari PDIP. Karena momen deklarasi dalam konteks kebudayaan, tidak sekedar sebuah event deklarasi yang kemudian diikuti oleh sebuah liputan media, namun deklarasi lebih merupakan serangkaian tata cara adat yang harus dilalui, dan momen ziarah ke makam leluhur adalah event yang sangat penting dalam tata cara adat.

Ketiga, karena begitu penting nya momen ziarah ini dalam sebuah tata cara adat Jawa sebelum deklarasi resmi maka Jokowi sampai dibela-belain mangkir pada hari kerja untuk pergi ke makam Bung Karno di Blitar. Menurut hasil penelusuran penulis, sangat jarang atau bahkan belum pernah Jokowi bolos pada jam kerja, kecuali misalnya karena alasan kesehatan. Hal inilah yang menjadikan Jokowi mendapat kritikan keras terutama dari lawan-lawan politiknya.

Salah satu kritikan pedas itu datangnya dari Ketua Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) DPRD DKI Muhammad Sanusi: "Berkomitmenlah dari diri sendiri kepada rakyat, supaya rakyat bisa meniru. Yang paling penting adalah kepentingan rakyat, karena dia (Jokowi) pejabat publik," ungkapnya. Sanusi mengkiritik pilihan Jokowi untuk memilih pergi bersama Ketua Umum PDIP. Sebab, kepergian Jokowi dilakukan di hari kerja. Lain cerita kalau Jokowi bepergian di hari Sabtu atau Minggu."Banyak hal yang memerlukan konsentrasi, terutama untuk Jakarta. Pak Jokowi boleh jadi jurkam, tapi kan cuma Sabtu dan Minggu," tutur Sanusi – detikcom, Rabu (11/3/2014).

Lucunya kepergian Jokowi yang diam-diam ini ketika dikonfermasi pada Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, bahwa Dia mengaku tak tahu perihal keberangkatan Jokowi. Bahkan Ahok, panggilan Basuki, terkesan terperanjat mengetahui fakta ini."Masa sih? Aku nggak tahu loh," kata Ahok dengan ekspresi terkejut, di Balaikota DKI.Ahok malah balik bertanya ke awak media yang biasa menunggu Jokowi di depan Balaikota. "Loh, bukannya kalian tadi nungguin dia?" tanya Ahok – detikcom, Rabu (11/3/2014).

Penulis yakin Ahok hanya bersandiwara atau pura-pura saja tidak mengetahui tentang kepergian Jokowi ziarah ke makam Bung Karno pada hari kerja. Karena tidak mungkin seorang Wakil Gubernur tidak mengetahui keberadaan Gubernurnya pada hari kerja. Pertanyaan kritisnya, Ahok sebenarnya sedang memerankan apa dalam hal ini, apakah sekedar candaan atau memang ada skenario tersembunyi menjelang Deklarasi Jokowi sebagai Capres dari PDIP. Hari-hari kedepan mungkin akan makin banyak hal-hal lucu yang akan terjadi, dan itu menjadi sasaran empuk bagi lawan-lawan politiknya.

Sumber: detik.com, suaramerdeka.com dan tempo.co

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun