cybertecnho.blogspot.com
Akhirnya polemik tentang Surat FIFA dapat kita akhiri dengan adanya konfermasi dari FIFA bahwa pihaknya memang benar mengirim surat ke PSSI, meskipipun FIFA tak menjelaskan apa isi surat mereka tersebut. Ceritanya redaktur olahraga harian Jakarta Globe, Sandy Pramuji, bertanya langsung ke FIFA untuk memastikan keaslian surat tersebut. Setelah berusaha mencari kontak FIFA lewat situs resminya, ia mengirim surat elektronik ke FIFA, kemudian ada jawaban langsung dari FIFA (Detiksport.com 17/1/2011), isinya cukup singkat:
"We can confirm there was a letter from the FIFA Secretary General to the Football Association of Indonesia on 11 January 2011. Best Regards, FIFA Media Department."
"Saya sudah tulis cukup detil, hal-hal apa saja yang terkesan janggal dari surat yang ditunjukkan PSSI tersebut. Saya juga sudah berusaha meminta kopi surat mereka. Tapi jawabannya hanya seperti yang tertera di email itu," ungkap Sandy Pramuji.
Jawaban FIFA via email tersebut cepat beredar di dunia internet dan menjadi pembahasan di forum-forum diskusi. Pernyataan lain yang muncul, bagaimana sesungguhnya surat FIFA itu, apakah sama persis dengan yang diperlihatkan Sekjen PSSI Nugraha Besoes dalam jumpa pers hari Kamis lalu, yang mana tata bahasa Inggris-nya berantakan dan template halaman pertama berbeda dengan halaman kedua yang memuat tanda tangan Sekjen FIFA Jerome Valcke.
Dalam hal ini PSSI juga harus terbuka sebenarnya apa isi Surat PSSI yang dilayangkan kepada FIFA, sehingga mendapat jawaban demikian. Seperti yang terungkap dalam hasil reportase Detiksport (17/1/2011) yang di posting tengah malam tadi sebagai berikut: "Kalau PSSI mau fair, coba tunjukkan bagaimana surat tanggal 10 Januari yang dikirimkan kepada FIFA itu," jelas jubir LPI Abi Hasantoso kepada Detiksport dalam sambungan telepon, Senin (17/1/2011) malam WIB.
"Kami sih tidak meragukan soal keaslian surat FIFA kepada PSSI tersebut. Kami cuma menyayangkan kenapa kami tidak diajak bicara soal ini dahulu sebelum mereka mengirimkan surat itu," ujarnya. LPI, lanjut Abi, khawatir akan adanya salah persepsi dari FIFA mengenai kompetisi LPI sendiri. Apalagi penyelenggaraan LPI diklaim telah sesuai dengan visi dan misi FIFA.
"Di surat itu tertulis Liga Premier in Indonesia padahal brand kita adalah Indonesia Premier League. LPI kan sudah sesuai dengan keinginan FIFA jadi kenapa malah dihukum? Kami sudah mewujudkan sepakbola industri, sepakbola yang tanpa menggunakan uang rakyat (APBD) itu sesuai aturan FIFA. Apalagi pemerintah sebentar lagi akan membuat aturan soal klub sepakbola tidak boleh menggunakan APBD. Jangan-jangan yang dimaksudkan FIFA adalah liga yang lain," paparnya.
Terlepas dari semua polemik haru biru keberadaan Surat FIFA yang sebenarnya sekaligus isi Surat PSSI yang dikirimkan kepada FIFA. Sebaiknya polemik ini bisa segera diakhiri saja, saya pribadi sebagai penulis yang dalam kurun waktu beberapa hari terakhir mencoba sharing tentang keraguan surat FIFA tersebut dalam hati yang paling dalam meminta maaf terutama kepada seluruh forum Kompasiana, kalau dalam beberapa artikel terdahulu terkesan provokatif sehingga membuat kurang berkenan. Tujuan utama saya adalah membagi informasi yang paling aktual, dan mudah-mudahan bermanfaat.
Ke depan ada sebuah agenda yang lebih penting diperhatikan yaitu: Kongres PSSI dan Agenda Suksesi PSSI yang semuanya jatuh pada tahun 2011. Kita semua pencinta bola setanah air bisa ikut mengawasi dan berbagi informasi tentang kedua event tersebut. Mudah-mudahan penggalangan opini publik dari seluruh saluran media yang ada dapat memberi tekanan pada segenap stockholder Sepak Bola Seluruh Indonesia yang mempunyai hak suara, untuk segera mereformasi kepengurusan PSSI lewat sebuah Suksesi.......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H