Mohon tunggu...
Arofiq Rofiq
Arofiq Rofiq Mohon Tunggu... profesional -

Nama lengkap arofiq biasa dipanggil rofiq, kenapa di kompasiana Username URL-nya menggunakan inisial rofiq70, ya karena sudah terlanjur dan sekedar memberi tanda lahir di tahun 1970, maksudnya biar nggak bandel lagi karena umurnya udah semakin tua……hehehe. Pernah menjadi wartawan majalah remaja dan mode 15 tahun yang lalu. Sekarang berkiprah di dunia per-konsultan-an bidang manajeman, komunikasi perusahaan, media sosial, etc…….

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pecah Kongsi dengan Pediri, Partai ‘Jenggot’ Kebakaran Jenggot!

17 Maret 2011   10:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:43 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah babak baru perkembangan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) atau terkenal sebagai Partai 'Jenggot.' Salah seorang pendiri Partai Keadilan, Yusuf Supendi, melaporkan sejumlah elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke Badan Kehormatan DPR, Kamis (17/3/2011). Yusuf menilai sejumlah elite tersebut melanggar kode etik anggota Dewan.Anggota Dewan asal Fraksi PKS yang dilaporkan Yusuf adalah Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, dan Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta - Kompas.com.

Tuduhan dari Yusuf Supendi sebagai salah seorang Pendiri PKS ini sungguh tidak main-main. Pertama, untuk Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq dituduh sebagai dalang atau aktor intelektual pengiriman pesan singkat (SMS) bernada ancaman kepada Yusuf Supendi. Saya juga dituduh mengganggu istri orang, dalam salah satu SMS ancaman tersebut bahkan ada yang berbunyi: ". ....mau menghirup darah Yusuf Supendi." Sungguh merupakan SMS nada ancaman yang tidak bisa dianggap enteng dan main-main.

Kedua, untuk Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin, dituding bahwa: Ketua Majelis Syuro PKS ini sangat gesit mengumpulkan uang untuk memperkaya diri. Bahkan dalam laporannya Yusuf sempat muncul angka yang sangat fantastis nilainya, yaitu: kasus penggelapan uang kampanye yang diberikan dari Jusuf Kalla senilai Rp 34 miliar.

Ketiga, untuk Sekretaris Jenderal PKS Anis Matta dituduh Yusuf karena kasus penggelapan dana Pilkada DKI Rp 10 miliar bersumber dari Adang Daradjatun. Hebatnya dalam laporan kepada Badan Kehormatan DPR ini Yusuf mengklaim tidak hanya asal Omdo (omong doank) namun memiliki bukti dokumen dan saksi yang dapat diklarifikasi. Dalam keterangannya Yusuf, ketika Pilkada DKI Adang menyerahkan 40 miliar, walau belakangan masih kurang, karena total yang dijanjikannya sebesar 70 miliar. Namun dari yang 40 miliar ini saja ternyata digelapkan Anis sebesar 10 miliar.

Inilah gambaran update terakhir dari ricuhnya Partai 'Jenggot' yang sedang dilanda tuntut-menuntut, saling bantah dan jago adu silat lidah antar kadernya. Wah, benar-benar Partai 'Jenggot' yang sedang kebakaran Jenggot.

Twitter: @rofiq70

FB: arofiq aja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun