Mohon tunggu...
Arofiq Rofiq
Arofiq Rofiq Mohon Tunggu... profesional -

Nama lengkap arofiq biasa dipanggil rofiq, kenapa di kompasiana Username URL-nya menggunakan inisial rofiq70, ya karena sudah terlanjur dan sekedar memberi tanda lahir di tahun 1970, maksudnya biar nggak bandel lagi karena umurnya udah semakin tua……hehehe. Pernah menjadi wartawan majalah remaja dan mode 15 tahun yang lalu. Sekarang berkiprah di dunia per-konsultan-an bidang manajeman, komunikasi perusahaan, media sosial, etc…….

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Siapapun Presidennya Nurdinlah Ketuanya!

21 Januari 2011   10:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:19 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pada era reformasi sekarang ini, dimana semua kedudukan atau Jabatan baik sebagai kepala daerah maupun jabatan Presiden pun dibatasi hanya 2 Periode. Ternyata dalam ketentuan PSSI tidak tercantum pembatasan masa Jabatan Ketua dan Wakil KetuaPSSI. Itu artinya seperti dalam lelucon pemerintahan Orde Baru, yang bisa mengangkat Soeharto sebagai Presiden untuk yang ke-7 kalinya.

Kecelakaan sejarah tersebut ternyata dapat dimanfaatkan betul oleh Nurdin Halid dan kelompoknya untuk menduduki posisi Ketua dan Wakil Ketua sampai beberapa kali masa jabatan tanpa ada ketentuan pembatasan, atau mungkin sampai se-bosannya saja. Jadi buat para pencinta persepakbolaan tanah air, sudah bersiap-siaplah untuk kecewa, karena diyakini baik dalam Konggres tahunan PSSI di Bali, maupun agenda suksesi PSSI yang kemungkinan dilaksanakan Kongresnya pertengahan tahun 2011 ini. Dengan berbagai akal bulusnya diyakini NH akan dengan mulus menduduki Ketua PSSI lagi untuk periode yang ketiga kalinya.

Mungkin solusi yang paling manjur adalah boikot penonton, dengan membiarkan saja PSSI dengan ISL-nya melakukan pertandingan tanpa dihadiri penonton. Ternyata strategi ini secara pelan-pelan sudah dipakai oleh kelompok Bonek Persebaya, yang kini menyandang nama baru Persebaya 1927. Bandingkan dalam pertandingan di Liga Primer Indonesia (LPI) pekan lalu, Persebaya 1927 ditonton 19.000 penonton bonek mania yang menyaksikan tim kebanggaan mereka mempecundangi Bandung FC 2-1 di laga perdana LPI. Sementara dalam pertandingan Persebaya bentukan PSSI melawan PSMP Mojokerto Putra dalam kompetisi Divisi Utama di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari, Surabaya, Kamis (20/1/2011) hanya ditonton kurang dari 1.500 penonton.

Perbandingan jumlah penonton yang begitu njomplang antara laga LPI dan kompetisi Divisi Utama, merupakan bukti nyata cara menghukum pencinta sepakbola tanah air pada laga bentukan PSSI sudah mulai dilakukan. Kalau keadaan seperti ini terus bisa dipertahankan, saya yakin laga bentukan PSSI akan mati secara pelan-pelan. Apalagi kalau kebijakan subsidi APBD dan APBN dikurangi bahkan dihentikan dengan segera, dapat dipastikan PSSI bangkrut dan gulung tikar.

Biarkanlah saja semboyan: Siapapun Presidennya Nurdinlah Ketuanya tetap mereka pertahankan, kalau laga bentukan PSSI tidak ada penontonya, emang dia mau ngomong apa ???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun