Setiap daerah di tanah air ini, dari Sabang sampai Merauke dari Nias sampai Rote, memiliki ternak kerbau. Demikian pula halnya di daerah kami di Pulau Sumba, kerbau adalah salah satu ternak yang "wajib" dipelihara oleh masyarakat, khususnya di pedesaan.
Orang Sumba memelihara kerbau karena ternak ini memiliki fungsi atau manfaat yang penting dan strategis dalam ranah sosial budaya. Seperti apakah itu? Marilah kita mengikutinya sama-sama.
Sarana Angkutan
Sebagaimana halnya di daerah lainnya, kerbau dijadikan sebagai sarana angkutan untuk memuat barang atau hasil panen dari kebun atau sawah. Di samping itu untuk memuat ruang-ruas bambu berisi air dari mata air atau sungai.Â
Setelah ada jerigen, maka memuat jerigen-jerigen air dari mata air atau sungai. Maklum masyarakat Sumba senang berdomisili jauh dari sumber air. Belum diketahui apa alasannya ya!
Sekarang ini, sejalan dengan kemajuan alat transportasi, kendaraan roda dua dan empat sudah banyak di pedesaan, maka kerbau tidak difungsikan lagi  sebagai sarana angkutan barang.
Orang Sumba, khususnya petani, memanfaatkan kerbau sebagai sarana untuk menarik luku, baik di ladang maupun sawah. Kerbau juga dijadikan sarana untuk membajak sawah.
Sekarang ini, sejalan dengan kemajuan alat-alat mesin pertanian pengolahan lahan, seperti hand tractor dan tractor besar, yang sudah tersedia sampai di desa-desa, maka  kerbau tidak difungsikan lagi  sebagai sarana untuk menarik luku.Â
Namun untuk meng-glebek lahan sawah (menghancurkan bongkahan tanah hasil luku menjadi lumpur), petani masih lebih yakin keunggulan kaki-kaki kerbau daripada alat glebek hand tractor. Namanya juga petani pedesaan di daerah tertinggal, masih butuh waktu untuk menyesuaikan dengan inovasi teknologi baru.
Sarana Belis (Mahar)