Kerbau adalah sarana belis (mahar). Salah satu jenis ternak penting dan wajib ada dalam urusan perkawinan adat. Bukan hanya butuh satu ekor saja, tapi beberapa ekor, sampai puluhan ekor. Jumlahnya, dipengaruhi oleh status sosial atau kedudukan keluarga yang mengawinkan anaknya dalam struktur adat masyarakat Sumba.
Kerbau dan bersama kuda, merupakan barang bawaan (mahar) yang wajib diserahkan oleh orang tua pengantin laki-laki kepada orang tua pengantin perempuan. Artinya, yang menerima belis ternak adalah orang tua pengantin perempuan. Tradisi belis ini masih berlangsung sampai saat ini.
Kerbau adalah salah satu jenis ternak penting dan berharga yang dibawa dalam acara-acara pesta adat. Pesta adat ini banyak jenisnya, termasuk pesta penguburan orang meninggal.
Pada saat penguburan orang meninggal, wajib memotong atau menyembelih kerbau. Kerbau yang dikurban ini, menurut kepercayaan adat Sumba, menjadi kendaraan tumpangan roh orang yang meninggal menuju alam roh atau alam baka.
Siapakah yang membawa kerbau dalam acara pesta adat. Para keluarga yang mempunyai hubungan kekerabatan karena kawin-mawin dan persahabatan. Tradisi membawa ternak ini dikenal dengan sebutan Kedde atau Ngandi. Mereka yang membawa ternak ini harus diundang secara adat. Jika tidak diundang maka mereka tidak akan hadir.
Sebagai gambaran, pihak yang wajib membawa kerbau adalah pihak perempuan yang sudah berkeluarga. Suaminya wajib bawa kerbau kepada pihak orang tua isterinya atau saudara laki-laki isterinya yang sudah berkeluarga atau om kandung dari isterinya (saudara laki-laki dari ibu isterinya).
Bisa dibayangkan bagaimana beratnya tanggung jawab sosial budaya suaminya, jika  isterinya mempunyai keluarga yang besar. Ini membutuhkan kerja keras yang ekstra untuk memelihara kerbau atau bagaimana mendapatkan kerbau.Â
Jika santai-santai saja, maka akan hidup melarat. Jika acuh tak acuh saja, maka akan kehilangan harga diri dan martabat di hadapan keluarga. Pokoknya tidak dianggap siapa-siapa dan apa-apalah.
Sejalan dengan kemajuan perekonomian dan sarana transportasi laut, maka kerbau Sumba juga menjadi komoditi strategis perdagangan antar pulau. Hal ini membawa dua dampak sekaligus, yaitu positif dan negatif.