Metode kultur teknis, yaitu mengatur pola tanam. Menanam tanaman  yang tidak disukai oleh belalang seperti kacang tanah dan ubi kayu. Juga melakukan pengolahan tanah tempat belalang bertelur, kemudian telur yang terlihat dimusnahkan. Metode ini bersifat antisipatif dan dilaksanakan pada saat musim tanam. Kondisi sekarang ini belum merupakan musim tanam.
Metode mekanis / fisik yaitu pemusnahan belalang dengan cara penangkapan langsung oleh masyarakat di lapangan dengan menggunakan kayu, ranting, sapu  dan jaring. Metode ini memang efektif  dan ramah lingkungan namun kurang efesien karena membutuhkan partisipasi aktif seluruh masyarakat dan memakan waktu yang lama.
Metode kimiawi yaitu pemusnahan belalang dengan penyemprotan obat-obatan kimiawi atau insektisida. Metode ini memang dianggap tidak ramah lingkungan namun sangat efektif dan efisien dalam membasmi hama belalang secara cepat dan tuntas.
Dan metode biologis adalah pemusnahan belalang dengan menggunakan pestisida alami atau hayati seperti cairan dari ekstrak cendawan dan tuba. Metode ini memang ramah lingkungan dan cukup efektif namun kurang/tidak efisien karena membutuhkan keahlian khusus dan bahan dasar dalam jumlah yang memadai dan memakan waktu cukup lama.
Pengendalian Kimiawi
Dalam kasus serangan hama belalang kumbara di Kabupaten Sumba Timur di atas, maka metode pengendalian yang direkomendasikan adalah secara kimiawi.
Anggapan bahwa metode kimiawi tidak ramah lingkungan sesungguhnya tidak seluruhnya benar. Karena sekarang ini sudah tersedia insektida yang ramah lingkungan seperti confidor, baycarb dan mypcin yang sangat efektif untuk membasmi hama belalang. Dalam dosis rendahpun insektisida tersebut tetap efektif.
Metode kimiawi ini pun tidak serta merta berhasil jika hanya mengandalkan kekuatan pemerintah saja, melalui instansi Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian yang jumlah personilnya sangat terbatas. Oleh karena itu harus dilaksanakan secara terpadu dan lintas sektor. Pemerintah, TNI, Polri, LSM, Ormas-ormas, para pengusaha dan masyarakat harus bersatu padu membentuk tim brigade dan posko-posko pengendalian.
Pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana pengendalian hama belalang yang dibutuhkan secara memadai, seperti alat semprot (hand Sprayer dan mist blower), obat-obatan, air dan pengangkutannya . TNI, Polri, LSM, Ormas-ormas, dan para pengusaha, harus proaktif membantu pemerintah dalam menggerakkan masyarakat.
 Mengingat wilayah Sumba Timur sangat luas dengan topografi perbukitan yang sulit dijangkau, maka masyarakat bersama kelompok tani harus proaktif membantu para penyuluh pertanian untuk memantau pergerakan belalang.Â
Pemantauan ini sangat diperlukan untuk memastikan tempat belalang bermalam. Sebab di tempat itulah belalang menyimpan telurnya dan sekitar dua minggu kemudian akan muncul  belalang kecil dalam kelompok yang kecil juga.Â