Dalam rangka memberi makna terhadap "Hari Buku Anak Sedunia (Internasional)" yang jatuh pada tanggal 2 April hari ini, kiranya menarik dan penting untuk kita merefleksikan secara baik-baik bagaimana keadaan buku anak-anak dan bagaimana pula semangat anak-anak membaca buku anak-anak.
Konteks kita di Indonesia, meskipun belum ada data pendukung, saya percaya bahwa produksi buku anak-anak makin menggembirakan dari waktu ke waktu, baik itu jumlah maupun ragam isinya. Namun yang menyedihkan, sebagaimana telah menjadi keluhan umum kita bersama adalah minat baca anak-anak kita yang rendah.
1Buku Pintu Gerbang Dunia
Bagi saya, buku bukan sekadar jendela dunia, tapi pintu gerbang dunia. Buku adalah referensi lebih teruji dan terpercaya dari bahan bacaan apapun. Dengan membaca buku, maka cakrawala otak kita akan terbuka luas. Seluruh isi dunia akan kita ketahui, termasuk permasalahan dan perkembangannya.
Di samping itu otak kita akan terpacu dan terbiasa berekplorasi secara kritis. Sehingga kecerdasan kita akan berkembang optimal, baik secara intelektual, emosinal maupun spiritual.
Bayangkan jika anak-anak kita sudah akrab dan terbiasa membaca buku sejak kecil. Bukankah mereka sudah berada di pintu gerbang dunia sejak kecil juga? Bukankah mereka akan mempunyai masa depan yang cemerlang? Orangtua atau keluarga mana yang tidak bahagia, jika anak-anaknya menjadi anak-anak buku atau kutu buku sejak kecil?
Saya sangat percaya, tidak ada orang hebat di dunia ini, yang tidak rajin membaca buku sejak kecil. Bahkan sampai hebat pun mereka terus membaca buku.
Boleh tanya, misalnya saja, kepada Najwa Shihab, perempuan intelek selebriti Indonesia, pengasuh program acara televisi, Talk Show "Mata Najwa". Bisa tanya juga kepada Andy F Noya, laki-laki intelek selebriti Indonesia, pengelola program acara televisi, Talk Show "Kick Andy". Jangan ragu juga untuk bertanya kepada Ira Koesno dan lain sebagainya.