Di wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur, terdapat kawasan hutan dengan nama "Roko Raka" dan berstatus hutan lindung. Kawasan hutan ini merupakan kebanggaan daerah dan masyarakat.
Mengapa demikian, karena disamping fungsi utamanya untuk menjaga stabilitas keberlangsungan lingkungan dan ekosistemnya, juga mempunyai fungsi adat-istiadat dan kebudayaan. Dalam kawasan hutan itulah sumber utama bahan material pembangunan rumah adat masyarakat di Sumba, terutama untuk tiang-tiang kayu besar dan tali pengikat.
Sayangnya, kondisi kawasan hutan Roko Raka sekarang ini, betul-betul sudah sangat sekarat. Kerusakannya sangat berat. Bahkan, tidak berlebihan, jika dibilang sudah terancam punah.
Kurang dari 14 Persen
Pada tahun 2007, saat Kabupaten Sumba Barat Daya mekar dari kabupaten induknya yaitu Sumba Barat, data luas kawasan hutan di wilayah Sumba Barat Daya masih tercatat 14 persen dari luas wilayah daratannya secara keseluruhan (1.445,77 km). Seharusnya, secara teoritis, luas kawasan hutan yang ideal dan diharapkan minimal 30% dari luas daratannya.
![Foto: Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/21/hutan7-ft-rdk-5c93adcb95760e796207e922.jpg?t=o&v=770)
Pertama, wilayah hutan Lolo Alle, sebuah spot rimba sedang yang didominasi oleh pohon Mahoni kini betul-betul sudah raib dan telah berubah rupa menjadi kawasan ladang terbuka dan domisili masyarakat. Letaknya di perbatasan dua kecamatan yakni Wewewa Barat dan Kodi Utara.
![Foto: Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/21/hutan1-ft-rdk-5c93ae060b531c4f4853c612.jpg?t=o&v=770)
Sekitar radius 50 meter ke dalamnya sudah bersih dan beralih fungsi sebagai ladang masyarakat. Letaknya di wilayah dua kecamatan yakni Wewewa Barat dan Kodi Utara.
Dan ketiga, wilayah hutan Roko Raka di wilayah Kodi Utara, sebuah spot rimba sedang yang didominasi pohon jati lokal, juga sudah menurun tajam populasinya dalam dua tahun terakhir ini. Kondisinya sangat parah karena tegakan-tegakan pohon jati di bibir jalan raya pun raib dan telah berubah wajah menjadi ladang masyarakat.
![Foto: Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/21/hutan5-ft-rdk-5c93ae223ba7f720f42586a2.jpg?t=o&v=770)
Kerusakan kawasan hutan Roko Raka yang terjadi sekarang ini telah membawa dampak yang cukup serius. Luas kawasan hutan makin menciut dan mempunyai andil terhadap masalah lingkungan dan ketidakseimbangan ekosistem.
Beberapa sumber air seperti mata air dan sungai mengalami penurunan debit, kering pada musim kemarau dan bahkan ada yang tidak mengalirkan air lagi. Beberapa satwa liar, populasinya makin langka. Bahkan burung dara dan kaka tua khas Sumba, tidak pernah kelihatan lagi. Dan musim makin tidak menentu dari tahun ke tahun.