Sekitar tiga tahun sebelum Pulau Sumba dinobatkan oleh Majalah FOCUS Jerman (2018) sebagai salah satu dari tiga puluh tiga Pulau Terindah di dunia, di Kabupaten Sumba Barat Daya sudah berdiri Sekolah Perhotelan Internasional. Sebuah sekolah setara diploma I. Karena lama pendidikannya satu tahun.
Sekolah tersebut dibangun oleh Sumba Hospitality Foundation sejak tahun 2015. Yayasan ini didirikan oleh Inge De Lathauwer, seorang ibu, warga negara Belgia.  Ibu Inge membangun sekolah tersebut dengan biaya sendiri. Ia rupanya telah terpikat dengan keindahan Pulau Sumba dan kondisi umum kehidupan masyarakatnya yang masih miskin.
Sudah beberapa kali saya mengunjungi sekolah yang dibangun di atas lahan seluas sekitar 6 hektar itu. Penampilan umumnya layaknya Resort.
Corak konstruksi bangunannya khas Sumba. Bahan kayunya, seluruhnya bambu. Atapnya berjoglo (menara) dengan penutup ilalang kering. Namun karena penataannya profesional, maka menyuguhkan keindahan dan keasrian yang unik dan mengagumkan. Sehingga setiap pengunjung yang sempat ke sana, setidaknya saya sendiri, terkesan seperti sedang berada di obyek wisata Perkampungan Belgia Gaya Sumba.
Inge De Lathauwer
Kendati sudah beberapa kali ke sana, sejujurnya saya belum sempat bertemu dengan Inge, sapaan Inge De Lathauwer. Tapi diluar dugaan, akhirnya saya dapat berjumpa dengan Inge di penghujung akhir tahun 2018. Ketika itu kami bertemu di Kantor Bupati Sumba Barat Daya di Tambolaka, lokasi pusat pemerintahan di Kadul.
Inge adalah seorang ibu yang sangat ramah dan lembut. Perempuan cantik ini tampak tenang dan bersahaja layaknya kaum biarawati. Tutur katanya santun dan terukur. Juga berbusana rapih. Tak seperti orang barat atau wisatawan manca negara umumnya yang datang ke Indonesia dengan busana yang serba mini dan terbuka.
Sosok Inge yang seperti itu memang sangat mengesankan. Ia adalah seorang profesional, jebolan dari Universitas Ghen dengan gelar S2 dalam bidang studi Asia. Ia melanjutkan pendidikan di Glion dan meraih gelar di bidang Manajemen Perhotelan. Ia juga berpengalaman dan mendedikasikan hidupnya dalam sekolah dan organisasi amal di Brussel.
Sekolah yang didirikan Inge tersebut, mulai beroperasi pada tahun 2016. Menurut Inge, tujuannya untuk menjadikan pariwisata sebagai kekuatan ekonomi sambil membantu menyediakan lapangan kerja bagi para anak muda Sumba dan memutus rantai kemiskinan, serta menjaga kelestarian lingkungan dan budaya mereka.
Oleh karena itu, "sekolah berbasis asrama ini membuka kesempatan bagi putra-putri Sumba tamatan SMA dan SMK, terutama dari keluarga kurang mampu, untuk belajar di bidang perhotelan dengan kurikulum yaitu Restoran dan Bar, Tata Boga, Resepsionis dan Tata Graha (House Keeping). Â