Nama orang di wilayah suku Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur, cukup banyak yang mirip atau sama dengan nama orang Jawa, terutama pada zaman kejayaan Kerajaan Majapahit. Misalnya, Mada, Ndelo, Rangga, Muda, Â Pati, Loghe, Djawa, Ghela, Dewa, Ndelo, Leko, Ndara, Wungo, dan lain-lain.
Demikian juga gelar raja dan bangsawan di Kodi mirip sekali dengan Jawa. Raja Kodi pertama yaitu Loghe Kanduyo, sebagai bangsawan disebut dengan nama RatoLoghe Kanduyo. Gelarnya sebagai raja adalah Hangandi. Â Mahkotanya adalah Hanggul atau Henggul. Semua bangsawan di Kodi, di depan namanya disebut Rato.
Sesungguhnya, Â Hangandi adalah Sang Aji, Hanggul adalah Sang Kulah, dan Rato adalah Ratu. Untuk dimaklumi bahwa dalam komunikasi sehari-sehari, sesuai dengan dialeg orang Kodi sendiri, mereka sangat sulit menyebut huruf S.
Mengapa bisa sama ya? Konon, pada zaman kejayaan Kerajaan Majapahit, Pulau Sumba, termasuk Kodi tentunya, termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Bahkan disebut-sebut, Patih Gadjah Mada bersama pasukannya pernah mengunjungi wilayah Pulau Sumba, termasuk wilayah Kodi. Adanya pohon-pohon Maja di Kodi, dikisahkan berasal dari luar dan dibawa oleh Gadjah Mada.
Masih di Kodi juga, sebelum Kolonial Belanda memasuki wilayah Kerajaan Kodi pada awal 1990-an, sudah ada orang Jawa yang tinggal di pesisir Pantai Pero. Namanya Raden Mas Sandiman Noto Laksono. Anak perempuan dari Noto Laksono ini kawin dengan Raja Kodi yang keempat yaitu Hermanus Rangga Horo.
Dan ketika Belanda memasuki wilayah Kerajaan Kodi di awal tahun 1990-an, maka Raden Mas Sandiman Noto Laksono menjadi alih bahasa. Artinya, ia fasih juga berbahasa daerah Kodi.
Dari kisah di atas, rupa-rupanya kesamaan atau kemiripan nama orang Kodi dan Jawa, memang mempunyai hubungan asimilasi perkawinan dan juga kebudayaan. Benarkah demikian? ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H