Suatu hari masih pagi, saya bersama kawan-kawan untuk pertama kalinya menuju Pantai Watu Malado, yang terletak di Desa Kahale, Kecamatan Kodi Balaghar. Satu jam perjalanan dengan mobil dari Tambolaka, ibu Kota Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur, kami sudah merapat di dekat pantai, setelah melalui jalan beraspal .Â
Begitu menginjakkan kaki  di bibir pantai, kami terhentak dalam decak kagum, "Ya Tuhan sungguh besar karya  agung-Mu menciptakan pantai yang sangat indah," tutur seorang kawan spontan.
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/14/img-0549-jpg-5a31d477f133440ddf1d4612.jpg?t=o&v=770)
Masyarakat Kodi ternyata telah memberi nama untuk tiga buah pulau yang lebih besar dari pulau yang lainnya. Pulau yang berdiri cukup jauh dari bibir pantai dan di lautan lepas dinamai Kandi Lorro (Penjaga Lautan Lepas yang Dalam), Pulau berkaki tiga dekat dengan bibit pantai pada posisi pertemuan aliran sungai dan laut dinamai Kahongo Loko (Penunggang Sungai). Sedang pulau yang berada persis di bibir pantai diberi nama Kandi Kahuda (Penjaga Pantai).
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/14/dsc08953-jpg-5a31d57eab12ae0cab089465.jpg?t=o&v=770)
Udara segar dapat dihirup di pantai tersebut karena dikelilingi rimbunan pepohonan, terutama mangrove (pohon bakau) yang beribu-ribu jumlahnya. Sayang fasilitas untuk berwisata di sana belum ada. Namun demikian, langkah kami terasa berat untuk meninggalkan pantai Watu Malando ketika sunset berwarna jingga mulai perlahan-lahan tergambar di bawah kaki cakrawala. "Kapan lagi kita ke sini," demikian kata teman-teman saat itu.
(Rofinus D Kaleka, tinggal di Sumba Barat Daya)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI