Mohon tunggu...
Rofinus Emi Lejap
Rofinus Emi Lejap Mohon Tunggu... Administrasi - Penyakit dan kemiskinan tidak mampu memenjarakan imajinai dan gelora pengembangan dalam batinku. Waktu terus bergerak maju dan tidak pernah akan kembali dan selalu menampilkan pemandangan baru.

Semua orang diciptakan baik adanya tetapi hati berbeda karena hatinurani.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tuhan Membimbingku Melewati Jalan Terjal dan Sempit

25 Agustus 2019   16:16 Diperbarui: 16 November 2019   20:04 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengantar

Walau saya pengangguran namun saya sibuk bahkan repot sekali sehingga banyak tugas tidak pernah terselesaikan. Supaya saya dapat melewati hari-hari musim kemarau secara lebih konsekuen, terpaksa judul-judul yang akan saya bagikan menjadi konsumsi para netisen saya publikasikan di pengantar ini:

  1. Jalan tertutup pagar dan hutan
  2. Gambar-gambar kudus
  3. Jiwa kakakku tidak mati
  4. Aku ini Anak Allah
  5. Terseret banjir
  6. Terseret ombak
  7. Jatuh dari pohon
  8. Kekuatan tanda salib
  9. Tumor di pipi
  10. Ritual kebohongan orang dewasa
  11. Saya mau sekolah
  12. Syukur dalam asrama persaudaraan
  13. Kelaparan dua orang bersaudara
  14. Terjatuh dari punggung kuda dan sapi
  15. Sekolah ke kota
  16. Buku dan kertas sekolah dari tempat sampah
  17. Mengapa menolak hujan?
  18. Orang Katolik menyembah patung?
  19. Kencing darah
  20. Fatamorgana
  21. Badai pencobaan
  22. Bisikan di  Stellamaris
  23. Jual hartamu dan ikutlah Aku!
  24. Penyakit Hepatitis
  25. Pembantaian oleh orang beragama
  26. Stroke
  27. Komunikasi dengan Mama yang pikun
  28. Dukun dan penyembah palsu
  29. Jalan Masih Terjal dan Berbatu.

Semua judul di atas mewakili kisah-kisah nyata yang saya, penulis alami sendiri, bukan hasil khayalan atau fiktif. 

Dengan daftar ini semoga saya lebih konsekuen menyelesaikannya satu persatu yang akan saya mulai dari judul pertama: 

  • Jalan tertutup pagar dan hutan

Roylin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun