"Makanlah sebagian dari daging kurban dan berikanlah kepada orang fakir."
Juga dalam surah Alhajj ayat 36,
Halnya saya, ikut menikmati bagian daging itu berdasarkan kelompok yang kedua. Saya bukan orang yang berkurban sebagaimana kelompok 1 pun bukan fakir miskin sebagaimana kelompok 3.Â
Namun saya adalah kelompok 2, merupakan kerabat atau tetangga orang yang berkorban. Maka ada kebolehan saya menerima bagian daging kurban itu, bahagia tentu saja ketika diberi, senyum terkembang, membayangkan ada menu istimewa untuk dimakan. Ya, menyantap olahan daging kambing merupakan hal yang jarang saya lakukan.
 Berkah hari Raya Idhul Qur'ban,  banyak daging kambing berdatangan,  usai sholat Ied kemarin,  ada 3 panitia penyembelihan daging Qur'ban mengantarkan daging ke rumah. Jika ditotal kurang lebih satu kilogram daging kambing saya terima. Jumlah yang cukup banyak bagi keluarga saya.
Karena sate merupakan salah satu makanan favorit saya maka muncul ide untuk mengolah daging tersebut. Bergegas saya mulai mengambil langkah mewujudkan keinginan, mengolah daging tersebut untuk dijadikan Sate.
Berbeda dengan sate mainstream dipasaran atau dipinggir jalan, dimana mereka menggunakan arang dan tempat khusus untuk membakar, maka saya membuat  sendiri pembakar sate itu dirumah. Dengan alat dan bahan seadanya tapi saya yakin hasilnya lumayan bisa membuat lidah  bergoyang .
Pertama, Â menyiapkan tungku pemanggang sate yang terbuat dari tumpukan batu bata dengan disusun rapi menyesuaikan panjangnya tusukkan sate.
Kedua, Â proses pemberian arang dan api sampai siap untuk memanggang.
Ketiga, mempersiapkan bumbu sate sederhana yang meliputi kacang, garam, bawang merah, cabai, kecap dan ditambah sedikit air.
Keempat, penataan daging kambing dengan ditusukkan ke tusuk sate.
Kelima adalah, pemanggangan dengan disertai perasaan riang gembira.
Keenam, terakhir, sate siap disajikan dan dituangkan bumbu diatasnya sate siap saji dan disantap.