Dalam dunia yang serba modern seperti saat ini, waktu terasa begitu cepat, karena semuanya dilakukan dengan cara yang begitu instan. Semakin singkat proses dalam melakukan sesuatu, semakin dinilai baik oleh setiap individu. Maka dari itu setiap orang dituntut untuk bekerja cepat, yang terkadang tergesa-gesa dalam pengerjaan, baik secara perencanaan maupun eksekusi dalam pelaksaannya.
Dalam membuat perencanaan tentunya harus dibuat dengan komprehensif dalam pembuatannya. Ada pepatah yang mengatakan bahwa "gagal dalam mempersiapkan sesuatu sama dengan mempersiapkan sesuatu yang gagal", tentunya setiap orang tidak ingin gagal dalam melakukan sesuatu, tetapi jika perencanaan tidak dianggap sesuatu yang penting. Maka bersiaplah untuk rela ketika akan mengalami kegagalan nantinya.
Menurut Alder (1999) dalam Rustiadi (2008:339) Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai pada masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Menurut Tjokroamidjojo (1995) dalam Olhanif (2009) Perencanaan sebagai suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maksimum output) dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif. Dari definisi menurut para ahli diatas tentunya membuat perencanaan sebelum melakukan sesuatu menjadi sangat penting untuk mencapai hasil yang maksimal, apalagi ketika akan mengerjakan sesuatu yang sangat penting dan dapat menentukan masa depan.
Perencanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan, tentunya harus melewati fase pengambilan keputusan untuk menentukan seberapa besar tujuan dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut. Faktanya sebagian orang ketika mengambil keputusan, tanpa berfikir panjang terlebih dahulu, biasanya spontan begitu saja tanpa mempertimbangkan lebih dalam keputusan yang akan diambil. Ada juga yang tidak tahu harus melakukan apa terlebih dahulu dan tidak tahu harus mendapat masukan dari siapa, merasa bingung dan bimbang dalam mengambil keputusan karena merasa keputusan yang harus diambil sangat penting dan konsekuensinya sangat berat. Bahkan ada yang merasa terjebak dalam rutinitas harian, mengikuti arus begitu aja tanpa ada rasa semangat, ia ingin keluar dari situasi yang membosankan ini, tetapi merasa tidak ada pilihan.
Pengambilan keputusan yang paling sering dilakukan oleh seseorang adalah menentukan akan melakukan apa kedepannya? bisa untuk hari ini, besok, atau banhkan dalam satu bulan ini apa yang harus dilakukan? Tentunya sebelum menentukan ingin melakukan apa, harus dipertimbangkan secara matang skala urgensi dari tindakan yang akan dilakukan dan membuat jadwal dengan urutan waktu secara sistematis supaya bisa berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat jadwal sehari-hari terlebih dahulu.
Dalam menentukan jadwal sehari-hari sebaiknya menyiapkan sedikit waktu untuk bisa fokus dalam menentukannya. Usahakan duduk dengan pikiran tenang tidak perlu overtihinking dan tanpa distraksi yang akan menghambat proses penentuan jadwal sehari-hari. Kemudian coba renungkan kegiatan yang selama ini dilakukan sebenarnya sudah efektif atau belum, apakah kegiatan yang selama ini dilakukan sebenarnya penting untuk dilakukan atau tidak ada dampak yang signifikan terhadap pengembangan diri?
Dalam menentukan jadwal sehari-hari harus dipikirkan dengan sistematis dalam perencanaan kegiatan yang akan dilakukan. Tahapan pembuatannya dimulai dengan mencatat semua kegiatan yang ingin dilakukan baik penting maupun tidak penting, seperti mengerjakan tugas menulis artikel, mencuci kendaraan, nonton film, bermain futsal bersama teman. Tulis saja semua kegiatannya. Kemudian tulis rincian kegiatan lebih jelas dan konkrit. Contohnya "Yusuf ingin mengerjakan tugas menulis artikel". Maka yusuf membuat langkah konkrit seperti melakukan riset materi sebagai bahan, membuat judul, mulai menulis artikel, evaluasi atau cek kembali artikel setelah jadi, mencari media publikasi artikel yang sesuai dengan topik pembahasan artikel, mempublikasi artikel".
Setelah membuat rincian kegiatan lebih jelas dan konkrit. Kemudian tentukan waktu untuk melakukan langkah konkrit tersebut. Seperti contoh "kapan Yusuf akan melakukan riset materi, kapan membuat judul, kapan Yusuf mulai menulis artikel, kapan artikel tersebut akan dipublikasikan." Penentuan waktu dalam langkah konkrit ini bertujuan supaya kegiatan yang dilakukan lebih jelas dan terukur sehingga mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut dan bisa selesai tepat waktu.
Setelah menentukan waktu dalam melakukan langkah konkrit maka lakukan semua yang sudah direncanakan, karena ada sebagian orang yang ahli dalam membuat rencana tetapi aksi nyatanya tidak ada. Hal itu juga menjadi kendala jika ingin mencapai kesuksesan. Lakukan evaluasi setelah melakukan kegiatan tersebut dengan menentukan kapan evaluasi tersebut dilakukan, bisa setiap tiga hari sekali atau setiap pekan, atau bahkan setiap dua pekan sekali, supaya ada yang bisa direview jika tidak berjalan sesuai rencana.
Menentukan skala prioritas juga dibutuhkan dalam menentukan jadwal sehari-hari. Sehingga dapat menilai mana kegiatan yang harus segera dilakukan atau kegiatan yang sebenarnya bisa dilakukan jika ada waktu luang saja.