Mohon tunggu...
Rofif Zainul Muttaqin
Rofif Zainul Muttaqin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa STEI SEBI

Selanjutnya

Tutup

Money

Pemilik Harta Yang Sebenarnya

24 Januari 2022   22:40 Diperbarui: 24 Januari 2022   23:04 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menggenggam harta emas https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTdBXtvLwX68JmVi8puvZWGqEufXHheMsQ_fQ&usqp=CAU

Sadarkah manusia siapakah pemilik harta yang sebenarnya. Mungkin diantara manusia ada yang merasa bahwa harta yang ia pegang adalah harta miliknya, atau ada yang pernah merasa harta yang ia yakini sebagai miliknya, tidak bisa ia nikmati. Terkadang terasa hilang begitu saja sebelum ia benar-benar bisa menikmatinya.

Sesungguhnya seluruh harta adalah milik Allah. Allah menitipkan harta itu kepada hambaNya. Hanya Allah yang menciptakan segala sesuatu. Semua pekerjaan yang disebut produksi adalah mengambil bahan dari ciptaan Allah kemudian mendayagunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Aktivitas produksi tidak lebih daripada mengubah suatu benda dari bentuk dan tempat semula menjadi barang baru. Misalnya, memindahkan barang dari daerah surplus ke daerah minus, menyimpan barang digudang-gudang agar bisa dimanfaatkan dimasa datang, mengawetkan barang agar tahan lama, merangkai barang-barang hingga menghasilkan barang yang baru. Semua itu hanyalah mengubah bentuk dan unsur. Dalam dunia industri membutuhkan bahan mentah yang tentu bukan ciptaan manusia. Manusia tidak mungkin bisa menciptakan manusia, minyak, gas, listrik, pohon, hewan. Manusia hanya bisa merekayasa apa yang sudah diciptakan Allah.

Harta merupakan rezeki yang diatur Allah untuk manusia sebagai nikmat dan rahmatNya. Manusia sebagai Khalifah di bumi diberi akal dan kemampuan untuk memanfaatkan harta tersebut untuk kesejahteraan seluruh mahluk di Bumi. Seorang manusia tidak boleh mengatakan dengan sombong bahwa “ini hartaku”. Sebaliknya yang paham bahwa harta itu milik Allah akan berkata “ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmatNya.

Karena itu sudah selayaknya jika manusia menafkahkan sebagian harta pemberian Allah itu dijalanNya, guna menegakkan kalimatNya, membantu dan menolong orang yang membutuhkan. Terkadang harta yang Allah titipkan kepada kita itu bukan hak untuk kita, tetapi ada hak orang lain diharta tersebut. Seperti zakat fitrah, zakat mal, fidyah.  

               

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun