Alhamdulillah, teman saya melihatnya juga. Seketika dia berdiri di hadapan orang tersebut, bertanya dengan nada tajam. Mengancam. "Itu hape siapa, Pak?" Bapak itu kaget. Refleks berdiri. Melihat kawan saya, kemudian wajah saya. Lalu menyerahkan hp di tangannya kepada kawan saya. "Iya ini hp nya. Sudah ya. Tolong jangan diruwet. Maafkan saya." Kawan saya masih belum rela. Dia menegaskan, "jangan diulangi lagi, Pak!" Saya bergegas mengajaknya pergi. Dengan hati yang berdebar-debar, takut teman-teman si pencopet datang. Ya Allah, alhamdulillah hp saya ketemu.
Pelajaran berharga
Dalam perjalanan pulang, kawan saya tak henti-hentinya mengingatkan agar lain kali saya berhati-hati. Hp jangan diletakkan di saku jaket. Tapi di saku rok, atau di tempat yang susah dijangkau. Saya tidak menyangka, bahwa hal ini juga bisa terjadi pada diri saya. Seakan-akan lupa bahwa hal ini bisa terjadi kepada siapa saja yang tidak berhati-hati.
Saya juga merasa diingatkan untuk lebih konsisten lagi dalam bersedekah. Mungkin saya belum dikenai wajib zakat, namun untuk bersedekah bukankah tidak ada syarat yang terlebih dahulu harus dipenuhi? Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 272 : "Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)."
Terima kasih ya Allah karena sudah mengingatkan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H