Di sebuah pohon yang rindang hiduplah Kiko, seekor burung merpati yang tinggal bersama ayah dan neneknya. Mereka hanya tinggal bertiga saja, sebab ibu Kiko telah mati ditembak oleh pemburu liar. Setiap pagi Kiko selalu ikut ayahnya untuk mencari makan. Sedangkan neneknya menunggu di rumah pohon karena nenek Kiko sudah tua dan sayapnya sedikit terluka, sehingga nenek kesulitan untuk terbang. Kiko sangat sayang kepada ayahnya.
Saat mencari makan, ia selalu mengajukan pertanyaan kepada ayahnya, "Apakah Ayah mengenal rombongan burung itu?" Pertanyaan itu kerap ia sampaikan saat berpapasan dengan gerombolan burung gereja. "Tidak Kiko," jawab ayahnya. Kiko senang sekali bertanya tentang sesuatu yang baru. Ayahnya pun selalu telaten menanggapi pertanyaan Kiko. Tibalah sore hari, "Ayo Kiko waktunya kita pulang!" ajak ayah kepada Kiko. "Baiklah  Ayah, pasti nenek sudah menunggu kita," seru Kiko. Mereka pun bergegas untuk pulang ke rumah pohon.
"Nenek!!!" Kiko sangat terkejut dengan keadaan neneknya yang tergeletak dan tak bergerak. "Ada apa Kiko?" Ayah Kiko segera menghampiri. "Ayah, apa yang terjadi dengan nenek?" tegas Kiko sambil bercucuran air mata.Â
Saat ayah memeriksa keadaan nenek ternyata nenek Kiko sudah tak bernyawa. Seketika itu ayah Kiko pun ikut menangis. Keesokan harinya Kiko dan ayahnya segera menguburkan nenek.Â
Untuk hari ini Kiko tidak ikut ayahnya pergi mencari makan, ia memilih tinggal di rumah saja. Sebenarnya ayah Kiko tidak tega meninggalkan Kiko sendirian, maka ayah Kiko berjanji  tidak berlama-lama dan akan segera pulang.
Hari-hari Kiko kini terasa sepi semenjak neneknya mati. Bagi Kiko nenek adalah sosok pengganti ibunya. Kiko pun juga jarang ikut ayahnya pergi mencari makan. Sampai pada suatu hari Kiko merasa bosan di rumah sendirian.Â
Akhirnya ia memutuskan untuk keluar melihat suasana di luar rumah pohonnya. Tidak sengaja Kiko tersesat di sebuah hutan yang belum pernah ia datangi sebelumnya.Â
Di sana Kiko melihat rumah pohon yang begitu asri. Di samping rumah pohon tersebut terdapat gubuk beserta penghuninya yakni, seekor beruang bernama Pak Roki bersama anaknya yang bernama Loly. Kiko pun menghampiri mereka berdua.
"Hai merpati! Siapa namamu? Dan dari mana kau datang?" sapa Loly kepada Kiko. Awalnya Kiko merasa takut untuk menjawab pertanyaan Loly. "Namaku Kiko, aku tersesat di hutan ini dan tidak tahu jalan untuk pulang,'' tegas Kiko. Kemudian Loly mempersilakan Kiko untuk masuk ke gubuknya. Pak Roki, ayah Loly juga menyapa Kiko dengan ramah.Â
"Menginaplah sementara di sini Kiko, esok hari kami akan mengantar kamu mencari jalan ke rumahmu," pinta Pak Roki. Lagi-lagi Kiko merasa sedikit cemas, karena mimik wajah Pak Roki terasa menyeramkan bagi Kiko. Namun tidak ada pilihan lain, Kiko pun mengiyakan tawaran Pak Roki tersebut. "Ayah, aku takut di sini. Apakah Ayah tidak mencariku? Apakah ayah tidak sayang aku?" batin Kiko menjelang tidur malam.