2. Gunakan satu bahasa terlebih dahulu : Beberapa ahli berpendapat bahwa mengenalkan lebih dari satu bahasa adalah salah satu bentuk stimulasi linguistik. Namun hal ini akan bermasalah pada anak yang mengalami speech delay. Jadi sebaiknya perkuat bahasa ibu dulu pada anak, baru perlahan kenalkan bahasa lainnya.Â
3. Tanggapi setiap ucapannya, misalkan ia menunjuk sebuah benda maka sebutkan nama benda tersebut : Begitu pula saat melakukan kegiatan apapun,beritahukan pada anak dengan bahasa yang sederhana.Â
4. Samakan penamaan : Kalau ibu mengajarkan menyebut "kucing", anggota keluarga yang lain jangan menyebut "pus" atau "meong" .
5. Bersosialisasi dengan teman sebaya : Saat bersosialisasi dengan teman, anak akan belajar berinteraksi sehingga dapat mengembangkan kemampuan bicaranya.Â
6. Rutin membacakan nyaring : Memebaca nyaring atau read aloud mmeiliki banyak manfaat, salah satunya adalah membantu memperkaya kosakata anak.
Bahasa reseptif dipelajari sebelum bahasa ekspresif, tidak jarang di kalangan remaja sering bercerita atau curhat tentang problem yang dialami kepada rekannya. Curhat dianggap penting, karena sebenarnya kita telah mereseptor sesuatu namun belum dapat mengekspresikan sebuah ungkapan. Maka dengan curhat kita akan mendapat pemahaman dari sudut pandang orang lain, sehingga dapat mempertimbangkan sebuah ekspresi yang akan diungkapkan.
Demikian yang sedikit ini semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan teman-teman pembaca terkait bahasa reseptif, ekspresif, tahap perkembangan bahasa pada anak, serta upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam hal berbahasa dan berbicara pada anak.Â