Mohon tunggu...
Rofidah roesdiana
Rofidah roesdiana Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Optimalisasi Produksi Jamu Dengan Mesin Pemarut Otomatis

18 Januari 2025   12:00 Diperbarui: 18 Januari 2025   17:53 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar serah terima mesin pemarut

Desa Bakalan merupakan salah satu desa yang berada di Kec. Gondang Kab. Mojokerto. Desa Bakalan ini berada di urutan desa ke-18 di Kecamatan Gondang. Kawasan ini memeliki beberapa Kawasan industri yang salah satunya adalah industri jamu tradisional, Industri jamu tradisional merupakan bagian penting dari budaya dan ekonomi mikro Indonesia, namun banyak UMKM di sektor ini masih menghadapi tantangan dalam efisiensi produksi. Salah satu kendala utama yang ditemukan di UMKM Jamu tradisional berupa hambatan pada proses pengelolaan jamu. Proses pengelolaan jamu dilakukan dengan cara manual sehingga memakan banyak waktu dan tenaga untuk mengolah bahan-bahan seperti kunyit dan jahe. Peralatan produksi manual tidak dapat menjamin keamanan bahan selama pemrosesan, terutama di lingkungan terbatas.

Saya Rofidah roesdiana dan Sub kelompok 3 selaku dari Mahasiswa KKN UNTAG Surabaya memiliki Inovasi baru untuk membantu UMKM jamu tradisional yaitu mesin pemarut otomatis, dengan ini saya harapkan menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi UMKM pengolahan jamu tradisional milik Pak Saidi, yang merupakan salah satu produsen jamu tradisional di Desa Bakalan. Mesin pemarut baja memiliki berbagai keunggulan, diantaranya dapat meminimalkan risiko kontaminasi, sehingga aman digunakan dalam produksi tanaman obat. Kebersihan ini sangat penting, khususnya bagi mereka yang berencana menjual produknya bahkan di pasar internasional, dimana kualitas produk dan sanitasi sangat ketat. Selain efisiensi dan kualitas, adopsi teknologi seperti mesin pemarut juga membantu menekan biaya operasional.

Dengan menggunakan peralatan otomatis, beberapa pengusaha dapat mengalokasikan biaya tenaga kerja ke aspek strategis lainnya, seperti pemasaran, pengemasan atau inovasi produk. Harga peralatan produksi yang bervariasi mulai dari Rp 1.000.000 hingga Rp 5.000.000 bisa menjadi kendala bagi UMKM yang bermodal terbatas untuk mengalihkan peralatan produksinya ke peralatan otomatis. Selain itu, penggunaan mesin memerlukan pelatihan agar pengguna dapat mengoperasikan dan memeliharanya dengan benar. Keterbatasan akses terhadap pelatihan dan dukungan dapat menjadi hambatan dalam penggunaan mesin pemarut ini, khususnya bagi masyarakat di daerah pedesaan. Inovasi mesin pemarut ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas, namun juga dapat mendukung pelestarian budaya Indonesia, karena Jamu merupakan produk asli Indonesia. Jamu tradisional memiliki potensi besar di pasar internasional apalagi dengan semakin berkembangnya konsumen global terhadap produk herbal dan natural.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun