Seiring dengan pesatnya kemajuan zaman, turut bergeser pula gaya hidup masyarakatnya. Dari yang semula bekerja di sawah dan ladang, kini sebagian besar masyarakat bekerja di kantor. Tak terkecuali pola makan dan aktivitas, keduanya juga ikut berubah. Pada tulisan ini penulis akan membahas tentang penyakit yang berkaitan erat dengan pola makan dan aktivitas, yaitu hemoroid atau yang lebih dikenal di masyarakat dengan ambeyen atau wasir. Yuk, simak pemaparan ringan nan penuh pengetahuan ini.
Apa itu Hemoroid?
Hemoroid atau yang lebih dikenal dengan ambeien atau wasir adalah suatu pelebaran vena di dalam pleksus hemorroidalis (pembuluh darah pada anus). Pelebaran vena ini menyebabkan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar. Hemoroid atau ambeien ini mirip dengan varises yang biasanya dijumpai di kaki, namun letaknya ada di anus.
Mengapa bisa terjadi hemoroid?
Hemoroid secara anatomi bukanlah sebuah penyakit, tetapi sebuah perubahan fisiologis pada bantalan anus yang berupa pelebaran pembuluh darah beserta jaringan di sekitarnya. Bantalan ini fungsinya seperti katup yang membantu otot-otot anus menutup saat kita menahan feses. Namun hemoroid akan menjadi masalah ketika seorang penderita mulai merasakan nyeri saat BAB hingga keluarnya darah dari anus.
Sebagian besar kasus hemoroid disebabkan oleh tekanan pada pembuluh darah di anus yang tinggi. Banyak faktor yang mempengaruhi tekanan pada pembuluh darah anus yang tinggi, antara lain:
1. melahirkan
2. kebiasaan duduk dalam waktu yang lama
3. usia lanjut
4. keturunan penderita ambeien
5. konstipasi (sembelit)
6. kebiasaan mengejan saat BAB
7. kurangnya asupan makanan berserat.
Apa saja jenis-jenis hemoroid?
Hemoroid dibedakan menjadi 2 macam, yaitu hemoroid eksternal dan internal.
1. Hemoroid eksternal ditandai dengan adanya tonjolan berwarna biru bulat pada pinggir anus yang sebenarnya merupakan pelebaran pembuluh darah. Sementara hemoroid internal adalah pelebaran vena di balik lapisan mukosa dalam anus sehingga ketika tidak tampak dari luar anus.
2. Hemoroid internal masih dibagi lagi menjadi 4 grade.
- Grade I tonjolan masih di dalam anus, biasanya keluhannya adalah nyeri dan keluar darah saat BAB.
- Grade II ditandai dengan adanya tonjolan keluar dari anus waktu BAB dan masuk sendiri setelah selesai BAB.
- Grade III ditandai dengan tonjolan keluar waktu BAB dan harus didorong masuk setelah BAB selesai karena tidak dapat masuk sendiri.
- Sementara pada Grade IV, tonjolan yang keluar tidak dapat didorong masuk kembali ke dalam anus.
Meskipun hemoroid tidak tergolong penyakit yang sangat berbahaya, namun penyakit ini menyebabkan ketidaknyamanan pada penderita, mulai dari nyeri hingga gatal, bahkan cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama saat duduk. Jika ambeien sudah parah, misalkan sudah Grade IV, maka penderita ambeien akan merasa minder dengan orang lain.
Bagaimana cara mencegah terjadinya hemoroid atau ambeyen?
Bagi Anda yang memiliki kesibukan di kantor yang tinggi, Anda pasti lebih banyak menghabiskan waktu duduk di kursi. Untuk mencegah timbulnya ambeien ini anda bisa melakukan peregangan otot selama kurang lebih 5 menit setiap kali pantat terasa pegal atau kram. Caranya dengan berdiri kemudian gerakkan seluruh tubuh dengan ringan dan pelan-pelan. Anda bisa menambahkan teknik nafas dalam jika dirasa perlu. Setelah badan terasa nyaman dan pantat sudah tidak lagi pegal, Anda dapat melanjutkan pekerjaan Anda kembali. Lakukan gerakan ini setiap Anda merasa pegal-pegal.
Selain itu, masih banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya ambeyen, antara lain dengan rajin berolahraga terutama olahraga jalan, minum air 6-8 gelas per hari, hindari merokok dan minum alkohol, tidak mengejan berlebihan saat BAB dan yang paling penting adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat.
Mengapa harus makan makanan berserat?
Serat sejatinya berasal dari karbohidrat tumbuhan yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, sehingga tidak akan bisa dibawa oleh aliran darah kita untuk metabolisme tubuh. Maka dari itu ia tidak akan menghasilkan kalori atau energi. Serat yang tidak tercerna ini kemudian akan dibawa dari usus halus menuju usus besar melalui gerak peristaltik. Di dalam usus besar, serat akan mengalami fermentasi , ia berfungsi untuk membantu proses pencernaan makanan.
Tak hanya itu, serat berfungsi sebagai peransang aktivitas saluran usus dalam mengeluarkan kotoran yang ada dalam tubuh kita. Selain itu serat menyerap air dan membentuk gel kental selama proses pencernaan. Gel inilah yang membantu feses keluar dari tubuh tanpa perlu kita mengejan dengan keras. Serat juga berfungsi memperlambat pengosongan perut dan waktu transit pencernaan, melindungi karbohidrat dari enzim pencernaan, dan memperlambat penyerapan glukosa, sehingga selain mencegah terjadinya konstipasi serat juga menstabilkan gula darah.