Mohon tunggu...
muhammadrofiakbarutomo
muhammadrofiakbarutomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa & pekerjaan serabutan

Saya seorang mahasiswa hobi main motor vespa tua. Untuk pekerjaan masih serabutan apa saja selagi saya bisa saya kerjakan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Muhammadiyah Memperkuat Moderasi Islam

21 November 2022   18:18 Diperbarui: 21 November 2022   18:23 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : freepnglogos

Muhammadiyah Memperkuat Moderasi IslamMemutus Radikalisme. Terdapat  persoalan  serius  tentang  keindonesiaan  pada  saat  ini.  Persoalan  pengakuan  warga  negara  minoritas  secara  etnis,  agama,  dan  jenis  kelamin  kadang memberikan penghalang atas berkembangnya demokrasi di Indonesia yang  berkualitas.  Demokrasi  Pancasila  merupakan  demokrasi  yang  telah  lahir  dari  kebebasan  sipil  dari  penjajahan,  tekanan  politik  rezim  otoriter,  namun  menghargai   kelompok   minoritas   secara   agama   dan   etnis   tampak   belum   maksimal. Hal ini yang oleh Jeremy Menchick sebut sebagai "tolerance without liberalism",   sebab   terdapat   perkembangan   dan   pertumbuhan   demokrasi   namun dalam makna demokrasi liberal elektoral, belum substansial demokrasi.

Pada  level  masyarakat  bawah,  perkembangan  demokrasi  dapat  dikatakan  membanggakan.  Namun,  pada  level  politisi  dan  elit  kekuasaan,  seringkali  pertumbuhan  dan  perkembangan  demokrasi  terjadi  pembajakan  disebabkan  adanya tarik menarik kepentingan antar elit tersebut. Hal semacam ini, menjadi salah  satu  penghalang  mundurnya  kualitas  demokrasi  yang  diharapkan  terus  bergerak di Indonesia. Bahkan, dalam perkembangan terakhir, beberapa kasus Pemilihan Kepala Daerah terjadi jual beli suara yang menjadikan demokrasi berbiaya mahal karena terjadi "jual beli suara". Moderasi Islam Indonesia berada dalam tantangan konservatisme yang sedang bergerak  mendapatkan  panggung  politik.  Hal  ini  menjadi  tantangan  serius  organisasi  Moderat  seperti  Muhammadiyah  di  Indonesia.  Oleh  sebab  itu,  tidak  dapat  dianggap  sebagai  hal  yang  biasa  saja  sebab  akan  menghalangi  pertumbuhan  demokrasi  yang  berkualitas  pasca  reformasi  

Konservatisme   merupakan   persoalan   serius   Muhammadiyah Kondisi semacam itu menjadi tantangan keindonesiaan kita yang masih dalam tahap  "membentuk"  dan  berkembang  menjadi  lebih  dewasa  secara  politik.  Kita  tidak  bisa  membiarkan  proses  demokrasi  Indonesia  berada  pada  tangan  para politisi yang tidak memiliki visi politik ke depan untuk kemajuan bangsa secara  bermartabat.  Karenanya  dapat  dipahami  adanya  kontroversi  tentang  konsep  radikalisme  yang  menjadi  wacana  publik  di  Indonsia  terakhir  karena  masih  membawa  muatan  pandangan  dan  pelekatan  yang  ambigu,  dengan  kecenderungam  mengaitkan  radikalisme  pada  sebatas  radikalisme  agama  atau  lebih khusus lagi radikalisme Islam. Hal ini memberikan dampak yang negatif pada umat Islam.Kontroversi  itu  tentu  bukan  pada  persoalan  setuju  dan  tidak  setuju  dalam  menghadapi   radikalisme   tetapi   lebih   pada   perdebatan   tentang   konsep,   pemikiran,  sasaran  atau  objek,  cakupan,  strategi  atau  cara,  serta  kebijakan  tentang   radikalisme   di   Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun