Mohon tunggu...
rofa mungarofa
rofa mungarofa Mohon Tunggu... -

murah senyum, dan di balik senyum itu terdapat secercah makna. .

Selanjutnya

Tutup

Nature

Rumah Hijau untuk Menyelamatkan Bumi

12 Oktober 2010   13:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:29 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di Indonesia banjir sudah tidak lagi menjadi hal yang aneh, bahkan banyak orang bilang sudah menjadi langganan untuk menggambarkan betapa seringnya wilayah mereka terendam genangan air saat hujan turun. Banyak diantara mereka yang rumahnya berada di wilayah banjir mengaku pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi datangnya tamu musiman.

Hujan memang tak bisa dihindari, tapi banjir bisa dihindari dan diprediksi karenabanjir memang lebih banyak diakibatkan oleh ulah manusia itu sendiri. Itu sebabnya harus dimulai dari diri kita sendiri. Membangun rumah ramah lingkungan adalah salah satu hal yang harus kita wujudkan dari sekarang.

1.Sistem drainase (reapan air)

Suatu hal yang sering membuat banjir adalah sistem resapan air yang buruk. Kecenderungan orang untuk membangun rumah lebih lebar (bukan lebih tinggi) adalah penyebabnya. Tidak ada tanah untuk meresap air hujan dan diperparah dengan pengelolaan sampah yang buruk. Got dan sungai yang harus menjadi tempat air mengalir menjadi tersumbat dan meluap sehingga tidak bisa diresap oleh tanah. Membuat sumur resapan air di pekarangan rumah adalah cara yang bisa kita lakukan. Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah/meninggikan air tanah, mengurangi genangan banjir, mengurangi amblesnya tanah dan melestarikan sumber daya air.

2.Tanam pohon

Menanam pohon adalah hal yang bukan hanya membantu pelestarian lingkungan, tetapi juga memperindah dan memperteduh rumah. Hal ini berfungsi sebagai daerh reapan air. Selain baik untuk menghindari banjir saat musim hujan, dimusim kemarau keberadaan pohonjuga bisa menyimpan cadangan air hujan.

3.Lantai jangan disemen semua

Alasaan pertama, material seperti semen ataupun batu diperoleh dari eksploitasi lingkungan. Yang kedua, halaman yang disemen akan mengurangi keberadaan daerah resapan air. Daripada semen lebih baik menaruh batu-batu atau kerikil yang ditata rapitapi tetap memiliki rongga untuk menyerap air hujan agar masuk ke dalam tanah.

Ketika bumi makin panas, lapisan ozon makin menipis, sementara hutan juga makin berkurang, mau tidak mau pelestarian lingkungan menjadisatu hal yang kian mendesak untuk dilakukan oleh kita. Matahari yang lebih panas membuat tanah juga makin kering, sementara air laut menguap lebih cepat. Dan hasilnya banjir makin marak di berbagai daerah. Maka untuk itu kita harus menanggulanginya yang dimulai dari diri kita. Melestarikan alam, melestarikan masa depan kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun