Mohon tunggu...
rofa mungarofa
rofa mungarofa Mohon Tunggu... -

murah senyum, dan di balik senyum itu terdapat secercah makna. .

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Goa Jatijajar "Kebumen"

20 Oktober 2010   15:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:15 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gua Jatijajar adalah sebuah tempat wisata berupa gua alam yang terletak di desa jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, dan kurang lebih keselatan 43KM dari kota Kebumen. Gua ini terbentuk dari batu kapur. Gua Jatijajar mempunyai panjang dari pintu masuk ke pintu keluar sepanjang 250 meter. Lebar rata-rata 15 meter dan tinggi rata-rata 12 meter sedangkan ketebalan langit-langit rata-rata 10 meter, dan ketingian dari permukaan laut 50 meter. Pada tahun 1975 Gua Jatijajar mulai dibangun dan dikembangkan menjadi Objek Wisata. Adapun yang mempunyai ide untuk mengembangkan atau membangun Gua Jatijajar yaitu Bapak Suparjo Rustam sewaktu menjadi Gubernur Jawa Tengah. Sedang pada waktu itu yang menjadi Bupati Kebumen adalah Bapak Supeno Suryodiprojo.

Dan di Gua Jatijajar konon mempunyai banyak mitos, dengan adanya 7 sungai didalam gua', tetapi yang data dicapai dengan mudah hanya 4 sungai yaitu:

1. Sungai Puser Bumi
2. Sungai Jombor
3. Sungai Mawar
4. Sungai Kantil

Untuk sungai Puser Bumi dan Jombor konon airnya mempunyai khasiat dapat digunakan untuk segala macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing. Sedangkan Sungai Mawar konon airnya jika untuk mandi atau mencuci muka, mempunyai khasiat bisa awet muda. Adapun Sendang kantil jika airnya untuk cuci muka atau mandi, maka niat/cita-citanya akan mudah tercapai. Pada saat ini yang telah dibangun baru Sendang Mawar dan Sendang Kantil, Sedangkan Sendang Jombor dan Sendang Puser Bumi masih alami dan masih belum ada penerangan serta licin.

Didalam gua juga dihiasi patung - patung yang berkisahkan kisah Raden Kamandaka atau yang lebih dikenal dengan kisah Lutung Kasarung. Patung-patung ini berwarna putih bersih dan diletakkan berkelompok-kelompok pada berbagai sudut gua mewakili suatu fragmen cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun