Ramadhan menjadi salah satu bulan dimana umat muslim harus mampu menahan lapar dan haus dari terbit fajar hingga adzan magrib berkumandang. Hal ini tentu mengartikan bahwa bulan Ramadhan seharusnya menjadi bulan penghematan besar-besaran dalam tata kelola keuangan dalam skala kecil, mulai dari diri sendiri dan keluarga.
Bagaimana tidak? Jika biasanya selama diluar bulan Ramadhan, hampir setiap orang khususnya umat muslim, rata-rata makan dalam sehari 3 kali plus makanan dan minuman ringannya, maka selama Ramadhan kita hanya di beri kesempatan untuk makan ketika adzan magrib berkumandang, dan setelahnya kenyang. Baru kemudian makan lagi ketika sahur datang.
Ini artinya setiap orang sudah tentu seharusnya melakukan penghematan dalam hal pengeluaran keuangan.
Namun, kenyataan yang terjadi justru berbeda. Terlihat jelas ketika Ramadhan tiba, pasar sore muncul secara tiba-tiba menjual beraneka ragam masakan untuk santapan berbuka puasa dan bahkan untuk santapan ketika sahur. Ketika kondisi semacam ini muncul, secara otomatis para pembeli juga ikut kumpul. Seperti semut yang selalu mengerumuni gula.
Hal tersebut mengartikan bahwa daya beli masyrakat selama Ramadhan semakin meningkat. Semula masyarakat yang biasanya masak sendiri, selama Ramadhan justru seringkali membeli masakan untuk berbuka puasa. Ditambah lagi dengan keinginan untuk membeli beragam kuliner khas Ramadhan untuk dijadikan makanan pendamping ketika berbuka puasa. Meskipun realitanya apa yang dibeli seringkali tidak termakan atau bahkan terbuang sia-sia karena kapisitas perut kita yang terbatas dan waktu yang kita punya juga terbatas.
Lantas apa yang harus kita lakukan agar dibulan Ramadhan kali ini benar-benar menjadi bulan penghematan?
1. Pastikan bahwa kita menyiapkan sendiri makanan berbuka puasa dan makanan untuk sahur sesuai dengan kebutuhan diri sendiri atau keluarga. Belilah bahan mentah secukupnya dan masaklah sesuai dengan jumlah orang di rumah. pastikan untuk tidak masak berlebihan dan menyisakan banyak makanan yang akhirnya terbuang setelah waktu sahur selesai.
2. Jika terpaksa harus membeli makanan untuk berbuka puasa, belilah secukupnya, sesuai dengan kemampuan perut kita dan jumlah anggota keluarga. Artinya, jangan memenuhi semua keinginan kita untuk membeli makanan ini, makanan itu, minuman ini dan minuman lainnya. Karena pada akhirnya memenuhi semua keinginan membeli banyak makanan dan minuman, akan terbuang sia-sia karena merasa kenyang setelah berbuka puasa.
3. Makanlah sesuai dengan jadwal yang memang sudah ditentukan, ketika berbuka puasa dan saat sahur tiba.
4. Nyemillah secukupnya. Karena waktu berbuka puasa dan sahur biasanya lebih banyak diisi dengan istirahat.
Memulai langkah hidup hemat tentu sangat mudah ketika kita mampu menerapkan 4 hal diatas. Lalu dilanjutkan dengan membatasi diri untuk membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan, atau mengeluarkan uang untuk hal-hal yang kurang penting atau tidak benar-benar dibutuhkan.