Mohon tunggu...
Oom Roes
Oom Roes Mohon Tunggu... -

Lahir dan besar di Solo, sekolah di FE Undip Semarang dan University of Oregon, AS, bekerja di Bank BRI sampai tahun 2002, sekarang tinggal di Bintaro Jaya, Tangerang. Twitter @roesharyanto FB: Oom Roes

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dialog 1 Syawal SBY dengan Boediono

21 Agustus 2012   23:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:28 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_207974" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: merdeka.com"][/caption] Seusai  acara Halal bihalal 1 Syawal 1433 H di istana, sempat terjadi dialog antara SBY dengan Boediono (BDN) sebagai berikut :

BDN : Pak, nampaknya kita diguncang lagi dengan testimoni Antasari soal Bank Century.

SBY : Ah biar saja, nanti juga reda sendiri.

BDN : Kok bisa begitu pak?

SBY :Di Indonesia ini banyak kasus-kasus besar yang tidak pernah jelas penyelesaiannya. Lihat kasus mafia peradilan, mafia pajak, rekening gendut Polri, wisma atlit, hambalang, nanti sebentar lagi korlantas.  Saya juga masih banyak  punya stock masalah. Saya bisa lemparkan salah satu issue saja nanti kan perhatian masyarakat terpecah, tidak terfokus ke Century saja. Dan lagi yang gencar mempermasalahkan orangnya itu-itu saja, bisa dihitung dengan jari.

BDN : Siapa saja pak?

SBY : Paling-paling yang sering muncul di Metro TV dan TV One, seperti Bambang Susetyo dan Azis Samsudin dari Golkar, Ganjar Pranowo dari PDIP, Akbar Faisal dari Hanura, Fahri Hamzah dari PKS dan Ahmad Yani dari PPP.

BDN : Nampaknya mereka arahnya akan me-makzulkan (impeach) Bapak. Maaf pak, ini misalnya saja, kalau mereka berhasil melengserkan Bapak bagaimana?

SBY : Menurut undang-undang kalau saya lengser otomatis Bapak menjadi presiden. Tetapi kita realistis saja, sejak awal kasus Bank Century mereka kan juga mengincar Bapak. Jadi kalau saya mundur mereka juga tidak ingin Bapak menggantikan saya.

BDN : Waah, jadi kita lengser bareng-bareng pak?

SBY : Ya itu analisa saya. Kalau kita mundur semua berarti ada kekosongan jabatan presiden, jadi harus mencari presiden baru. Saya tidak yakin mereka akan melengserkan saya sekarang. Untuk saat ini dari segi momentum, proses dan mekanisme politik maupun kesiapan calon belum ada partai yang siap.

BDN : Bisa dijelaskan lebih lanjut pak?

SBY : Di Indonesia belum ada undang-undang yang mengatur mekanisme pengisian jabatan presiden kalau presiden dan wakil presiden kedua-duanya berhalangan tetap. Di Amerika kalau hal semacam ini terjadi sudah ada undang-undang yang mengatur siapa-siapa saja yang dapat mengisi kekosongan jabatan tersebut. Sesuai urutannya, dimulai dari Speaker of the House atau Ketua DPR, Menteri Luar Negri, Menteri Keuangan, Menteri Pertahanan dst,

BDN : Kalau kesiapan calon, bagaimana dengan Bu Mega pak? Kan menurut survey beliau ini elektabilitasnya paling tinggi sebagai Capres.

SBY : Bu Mega itu menurut saya sudah menjadi figur “masa lalu”. Bu Mega memang hanya sempat menjabat presiden selama 3 tahun, tetapi rakyat Indonesia saya kira sudah bisa mengatakan “enough is enough”. Sayang ya PDIP, partai besar tapi tidak punya kader, semua terkosentrasi di Bu Mega. Disamping itu saya dari dulu tidak begitu percaya dengan hasil survey politik di Indonesia. Lebih-lebih setelah melihat hasil Pilkada DKI kemarin.

BDN : Bagaimana dengan Aburizal Bakrie pak ?

SBY :Saya berani bertaruh kalau sekarang diadakan pemilihan presiden, Ical tidak bakal terpilih. Dukungan terhadap Ical sebagai calon tunggal itu di internal partai Golkar belum solid. Elite partaimungkin mendukung, walaupun tidak semuanya,  tetapi dilevel daerah dan akar rumput masih banyak yang mengidolakan Akbar Tanjung atau JK. Belum lagi masalah Lapindo dan masalah pembayaran pajak grup Bakrie yang belum clear. Kalau sampai 2014 kedua issue ini belum selesai kayanya sulit bagi Ical untuk memenangi Pilpres.

BDN : Kalau Prabowo bagaimana pak?

SBY :Prabowo ini popularitasnya dikalangan muda tinggi sekali, namun dari kalangan tua nampaknya belum sreg. Walaupun sudah lama pensiun dari TNI tapi nampaknya dia belum bisa melepas baju militernya. Saya melihat Prabowo mempunyai potensi dan peluangnya lebih baik daripada kedua calon diatas.

BDN : Maaf kalau berandai-andai lagi. Kalau Bapak boleh memilih kira-kira siapa yang paling pas untuk memimpin negara ini di tahun 2014 nanti.

SBY :Kalau saya harus mundur sekarang orang yang paling siap untuk mengganti saya pak JK. Walaupun saya dulu sering kurang cocok dengan gayanya, saya menilai pak JK orang yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan bangsa ini. Dilandasi jiwa bisnisnya yang kuat, disaat-saat yang dibutuhkan beliau berani dan cepat mengambil keputusan. Harus saya akui beliau sering menyelamatkan muka saya dari keragu-raguan dan kelambanan saya dalam mengambil keputusan. Sayang, tidak ada partai yang mengusung pak JK untuk Pilpres 2014 nanti. Partai-partai Islam itu daripada nggak punya calon lebih baik mengusung pak JK. Tapi siapa tahu, sampai 2014 banyak yang bisa terjadi.

BDN : Kalau Surya Paloh bagaimana pak?

SBY : Dia yang paling rugi kalau saya sampai lengser sekarang, lha wong partai Nasdemnya itu baru bisa ikut pemilu tahun 2014 nanti.  Kalau Metro TV terus-terusan menyerang saya sampai saya jatuh, yang rugi dia sendiri.

BDN : Nampaknya saya harus mohon pamit  pak, saya juga harus open house.  Pokoknya kesimpulannya tenang-tenang aja ya pak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun