Telah disinggung diatas, bahwa pengetahuan SH tentang umat Islam di Indonesia mebuatnya sangat optimis bahwa "kebijakan-kebijakan" yang diambilnya akan berhasil, akan tetapi ramalan tersebut ternyata tidak sesuai dengan apa yang ia duga. System politik yang pada awalnya diarahkan untuk mematahkan peranan umat Islam dalam bidang politik, ekonomi dan social, ditambah dengan dilancarkannya politik kristenisasi menyebabkan beragam respon pertama umat Islam berupa usaha perbaikan agama, ekonomi, politik dan social. Wujud dari respon tersebut antara lain timbulnya orgainisasi Islam seperti Serikat Islam 1906), Muhammadiyah (1912), Perserikatan Ulama (1916) Persis (1923), NU (1926), kemudian atas prakarsa NU dan MD pada tahun 1937 dibentuk MIAI.
Munculnya organisasi tersebut salah satunya adalah disebabkan oleh ide-ide barat yang diperkenalkan melalui kebijakan-kebijakan Hindia Belanda kepada sebagian umat Islam Indonesia yang pada akhirnya menyebabkan gagalnya "politk Islam" Hindia Belanda itu sendiri, Sehingga dalam hal ini berlakulah istilah "Senjata Makan Tuan".
Selain itu, kegagalan "Islam poitiek" juga disebabkan oleh sikap sebagian umat Islam (kaum santri) yang selalu menolak dan menggunakan kebijakan - kebijakan Hindia Belanda yang dianggapnya "Kafir".
Daftar Rujukan:
Benda, Harry J. (terj), Bulan Sabit dan Matahari Terbit: Islam Indonesia Pada Masa
Pendudukan Jepang, Jakarta: Pustaka Jaya, 1980
Nata, Abudin, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta :
Rajawali Press, 2007
Negara, Ahmad Mansur Surya, Menemukan Sejarah,
Bandung, Mizan.,1996
Suminto, H. Aqib, Politik Islam Hindia Belanda,