[caption caption="Suporter Juventus saat tur di Indonesia. Sumber: roelly87.com"][/caption]JUVENTUS menghadapi misi sulit pada leg kedua 16 besar Liga Champions. Bagaimana tidak, skuat asuhan Massimiliano Allegri harus mengalahkan Bayern Muenchen di Stadion Fussball Arena, Rabu (16/3) atau Kamis dini hari WIB.
Maklum, pada leg pertama di Juventus Stadium (23/2), mereka dipaksa raksasa Bundesliga itu untuk bermain 2-2. Jadi, Juventus wajib menang agar bisa lolos ke perempat final. Atau, minimal mereka imbang dengan skor seperti 3-3, 4-4, dan seterusnya. Jika hanya 0-0 atau 1-1, Juventus kalah agresivitas gol tandang. Sementara, 2-2 hanya berujung 2x15 menit dan malah tos-tosan.
Tentu, bukan hal mudah menang di markas Muenchen yang dikenal angker bagi setiap lawannya di Eropa. Namun, sejarah mencatat, Juventus pernah melakukannya pada 11 Mei 2004. Saat itu, gol tunggal Alessandro Del Piero mempermalukan tuan rumah pada fase Grup C 2003/04. Sebelumnya, pada pertemuan pertama di kandang sendiri (19 Oktober 2004), Juventus juga mengalahkan Muenchen lewat gol semata wayang Pavel Nedved.
Alhasil, meski sulit, menyingkirkan “FC Hollywood” bukanlah mimpi. Apalagi, sejarah juga mencatat Juventus memiliki spirit yang tidak dimiliki tim elit di benua biru lainnya untuk bangkit secara spektakuler di Liga Champions. Musim lalu, Klub Kedua Terbaik di Eropa Abad 20 versi IFFHS ini selalu menjalani pertandingan di babak knock-out sebagai tuan rumah pada leg pertama. Faktanya, “Si Nyonya Besar” berhasil melangkah ke final karena berhasil memaksimalkan leg kedua di markas lawan dengan sempurna.
Dimulai saat menang 3-0 di kandang Borussia Dortmund hingga agregat 5-1 pada 16 besar. Berlanjut pada perempat final dengan menahan imbang tanpa gol AS Monaco yang berujung agregat 1-0. Puncaknya, di semifinal, “I Bianconeri” kembali mengimbangi Real Madrid 1-1 di Stadion Santiago Bernabeu pada 13 Mei 2015. Hasil itu membuat Juventus melaju ke babak pamungkas karena sepekan sebelumnya menekuk “Los Blancos” 2-1 di Turin.
Jadi, berkaca pada kesuksesan 2014/15, bukan mustahil Alvaro Morata dan kawan-kawan kembali mengulanginya musim ini. Toh, sejarah juga mencatat, banyak klub yang meraih hasil kurang menguntungkan pada leg pertama sebagai tuan rumah, namun berhasil lolos. Tujuh di antaranya seperti yang saya rangkum dari arsip resmi UEFA.com:
Semifinal 1995/96
Ajax 0-1 Panathinaikos
Panathinaikos 0-3 Ajax
Status juara bertahan tidak berarti memudahkan Ajax Amsterdam untuk melaju di fase knock-out 20 tahun silam. Bahkan, klub asal Belanda ini nyaris tersingkir di semifinal. Lantaran kalah dalam leg pertama di kandang sendiri dari Panathinaikos pada 3 April 1996. Namun, mentalitas tim yang saat itu dilatih Louis van Gaal –kini Manchester United (MU)– sukses melakukan revans. Sebab, dua pekan kemudian, Ajax berhasil membungkam wakil Yunani itu di Athena hingga tiga gol tanpa balas yang berujung lolos ke final untuk menghadapi Juventus.
Perempat Final 1997/98
Juventus 1-1 Kiev
Kiev 1-4 Juventus
Dekade 1990-an merupakan periode keemasan Juventus. Pasalnya, mereka sukses menembus final Liga Champions dalam tiga musim beruntun dengan satu di antaranya berujung trofi. Namun, pada leg pertama perempat final 1997/98 Juventus dikejutkan Dynamo Kiev 1-1 di markas sendiri. Hasil itu membuat pasukan Marcello Lippi wajib menang di Ukraina pada leg kedua untuk lolos ke semifinal. Terbukti, tampil di markas lawan justru membuat Filippo Inzaghi menggila dengan mencetak hattrick dan ditambahkan gol Del Piero yang terus melaju hingga babak pamungkas.