[caption id="attachment_366453" align="aligncenter" width="422" caption="Kostum pemeran Avengers: Age of Ultron (sumber foto: Marvel.com)"][/caption]
FORMULA "Don't Change a Winning Team" yang populer di sepak bola ternyata berlaku dunia film. Tepatnya Hollywood yang merupakan barometer sinema di kolong langit. Hal itu diterapkan pada Avengers: Age of Ultron (AoU) yang merupakan sekuel dari Marvel's: The Avengers yang rilis pada 2012.
Tentu, ini bukan ilmu "cocoklogi", melainkan fakta. Mulai dari tentang Infinity Stone, pertarungan antar anggota (Thor-Iron Man-Captain America), sponsor (ingat Audi?), hingga sosok Thanos pada mid-scene. Tapi, ya sudahlah. Sebagai penggemar Marvel Cinematic Universe (MCU), saya harus menyadari AoU merupakan bisnis. Dan, bisnis adalah bisnis. Apapun formula atau rumusnya, harus menghasilkan uang lebih banyak dibanding modal serta film sebelumnya.
Nah, berbicara mengenai pemasukan AoU, kebetulan saya baru melihat update-nya di Box Office Mojo per 17 Mei. Ternyata, film yang kembali disutradarai Joss Whedon ini sudah mengumpulkan 1,142 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar 14,9 triliun rupiah dengan asumsi menurut Bank Indonesia kursnya Rp 13.116.
Sebuah nilai yang fantastis karena AoU akhirnya menembus satu miliar dolar AS dan juga masuk urutan kedelapan dalam daftar film terlaris sepanjang masa. Memang, untuk tahun ini (2015) nilainya masih kalah dibanding Furious 7 yang sudah meraup 1,448 miliar dolar AS hingga mampu menyeruak ke posisi keempat film terlaris. Bahkan, film yang menjadi persembahan untuk mendiang Paul Walker ini sedikit lagi menyalip Marvel: The Avengers yang berada di urutan ketiga dengan 1,518 dolar AS.
Yang menarik, banyak analis dan media luar yang percaya jika AoU bisa mengejar pendapatan Furious 7 untuk menjadi yang terlaris -saat ini- 2015 (mungkin, saya juga masih menunggu Mission Impossible 5, Jurassic World, James Bond: Spectre, dan tentunya Star Wars 7: The Force Awakens).
Asumsinya jelas, AoU belum tayang secara merata di seluruh dunia. Begitu pun data yang saya ambil dari Box Office Mojo. Maklum, AoU ini memang rilis tidak serentak. Beberapa negara Eropa seperti Italia tayang pada 22 April yang sama dengan Indonesia. Sementara, di negaranya sendiri baru rilis 1 Mei lalu. Begitu juga dengan Tiongkok yang tayang pada 7 Mei.
Di sisi lain, Jepang sebagai salah satu pasar utama Marvel baru akan menayangkannya pada 4 Juli mendatang! Jadi, ketika mayoritas masyarakat dunia bersiap menantikan Ant-Man yang menjadi penutup dari fase kedua MCU ini, publik "Matahari Terbit" justru baru mulai menyaksikan AoU secara utuh di bioskopnya.
Nah, perbedaan rilisnya itu yang membuat AoU dinilai tidak maksimal dalam meraup dolar. Tentu, -menurut saya- selain faktor utama seperti ekspekstasi musuh yang tidak terlalu "kelam" (Ultron) dan juga saat tayang perdana di AS bertepatan dengan duel tinju bertajuk "The Fight of the Century": Floyd Mayweather, Jr. versus Manny Pacquiao.
Apalagi, untuk sebagian besar negara Eropa dan Asia lainnya, AoU sudah mulai tutup layar. Termasuk di beberapa bioskop Indonesia yang pada hari pertama meraup 900 ribu dolar AS, kini gaungnya sudah mulai sepi. Hingga, membuat pihak Marvel Indonesia melalui Facebook dan twitter-nya, memberi iming-iming hadiah Action Figure bagi penggemar yang menyaksikan AoU setelah 14 Mei.
Pertanyaannya, apakah AoU dapat menyamai pencapaian Marvel's: The Avengers yang meraih 1,5 miliar dolar AS dalam waktu sebulan rilis serentak? Atau, minimal mengejar Furious 7?