"TENANG aja, anjing-anjing ini ga galak kok."
"Siap."
Gw pun melangkah santai menuju teras salah satu sosok yang kini jadi pembesar negeri usai dipersilakan ajudannya. Kendati, diiringi tatapan beberapa anjing yang memang adaptif terhadap orang asing.
Di antaranya yang gw tahu German Shepherd alias sering disebut Herder, Rottweiler, dan Doberman. Ga nyangka juga, sosok yang dulunya gw kenal hobi mengoleksi ikan cupang dan jangkrik, kini sudah upgrade.
"Tuh kan, apa kata gw. Anjing-anjing ini ga gigit..."
"Gw ga takut sama mereka. Justru, yang gw khawatirkan itu manusia yang sifatnya lebih anjing daripada anjing."
"Maksud, lo?"
"Kalo anjing, paling ngegigit. Atau mengejar saja. Beda sama manusia yang mukanya ramah tapi bisa menikam dari belakang. Gw sering menghadapi yang seperti itu."
"Huh... Dasar rakyat jelata ga tahu diri. Gw bikin lo..." Â
"Gw hitung sampai tiga. Jika, tangan lo masih menyentuh pundak gw, gw pastiin lo bakal kehilangan 10 jari..."
Dia pun langsung melepas cengkramannya di pundak gw. Sikapnya yang oportunis sejak dulu ini memang selalu jadi sasaran empuk.