[caption id="attachment_363562" align="aligncenter" width="491" caption="Tutup botol Aqua yang digunakan sebagai tanda di setiap pohon yang ditanam (Sumber foto: dokumentasi pribadi/ www.kompasiana.com/roelly87)"][/caption]
AQUA?
Mendengar kata "Aqua", ingatan kita pasti terbayang pada air minum kemasan dengan berbagai ukuran. Mulai dari 240 ml yang dikemas dalam gelas plastik hingga yang terbesar dalam satu galon (19 l). Wajar saja, sebab selama ini Aqua bisa disebut sebagai produk generik.
Contohnya, jika saya membeli Aqua di luar rumah seperti di jalan raya atau warung, kadang yang dikasih adalah merek lain. Padahal, saya sudah jelas-jelas menyebut Aqua. Namun, tetap saja kerap dikasih merek lain yang harganya lebih murah. Bisa dipahami mengingat Aqua merupakan produsen pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia sejak 1973. Jadi, adakalanya penjual beranggapan bahwa setiap air minum dalam kemasan adalah Aqua.
Namun, selain air minum dalam kemasan, Aqua juga memiliki produk lainnya. Seperti Aqua Reflections yang bisa disebut sebagai edisi premium dengan bentuk botol yang elegan berhiaskan pola batik. Selain itu, yang tak kalah populernya adalah Mizone, minuman isotonik yang kerap menemani saya saat melakukan tugas di siang hari.
Di sisi lain, Aqua yang merupakan anak perusahaan dari PT Aqua Group ini dikenal sangat dekat dengan masyarakat umum. Salah satunya yang tentu sudah tidak asing lagi bagi saya adalah Danone Nations Cup. Yaitu, turnamen sepak bola internasional untuk anak usia 10-12 tahun.Pada edisi 2014, Indonesia mencapai perempat final yang diadakan di Sao Paulo, Brasil. Bahkan, saat itu, salah satu putra terbaik negeri ini, Reynaldi Saela, dinobatkan sebagai kiper terbaik (Sumber DanoneNationsCup).
Selain di bidang olahraga, Aqua juga dikenal memiliki komitmen tinggi terhadap lingkungan. Terutama yang berkaitan dengan pelestarian air di sekitar lokasi pabrik (Sumber). Nah, jika yang pertama, berkaitan langsung dengan profesi saya sehari-hari yang tak jauh dari dunia sepak bola. Untuk yang kedua mengenai pelestarian lingkungan, sebagai blogger, saya tentu harus membuktikannya secara langsung.
Kebetulan, pekan lalu, saya mengikuti acara Kompasiana bertema visit ke pabrik Aqua di Ciherang, Bogor, Jawa Barat, dan berlanjut ke Desa Pancawati yang letaknya berdekatan. Dalam event yang berlangsung seharian pada Sabtu, 25 April 2015 itu, saya dan rekan-rekan Kompasianer -julukanuntuk blogger Kompasiana- mendapat pengalaman baru. Kami, tidak hanya dikenalkan tentang produk Aqua saja. Melainkan juga sisi lain dari perusahaan yang sudah beroperasi lebih dari 42 tahun ini, yaitu Aqua Lestari.
Salah satu yang menarik bagi saya adalah ketika menyaksikan langsung bagaimana Aqua benar-benar menjaga kelestarian air. Sebab, mereka tidak hanya sebagai produsen air minum kemasan saja yang menjualnya ke masyarakat. Namun, Aqua tetap membina hubungan baik dengan masyarakat setempat. Khususnya dalam mengelola lingkungan bersama-sama.
Bahkan, Aqua melalui Corporate Social Responsibility (CSR) turut menyokong perekonomian masyarakat setempat. Dengan cara melibatkan mereka untuk membuat berbagai usaha yang ramah lingkungan. Seperti, pupuk organik, sayur-mayur, hingga daur ulang botol bekas air minum dalam kemasan.Yang menarik, mereka juga memanfaatkan tutup botol Aqua dalam kemasan galon untuk dijadikan tanda di setiap pohon yang ditanami.
Tak heran jika masyarakat setempat sangat mengapresiasi keberadaan pabrik Aqua seperti yang saya saksikan secara langsung. Pasalnya, perusahaan ini tidak hanya mementingkan kelangsungan hidup karyawannya sendiri. Namun juga turut membantu masyarakat setempat untuk keluar dari jerat kemiskinan. Sebuah tindakan mulia yang saat ini sudah jarang dilakukan perusahaan besar lainnya di Indonesia.