Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Resensi Buku Anazkia: 15 November

2 Desember 2012   20:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:17 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_212486" align="aligncenter" width="369" caption="Sampul depan Buku 15 November (dok. pribadi)"][/caption] "Gajah mati meninggalkan gading, Blogger mati, meninggalkan posting..."

*      *      *

Bermula dari kenalan di dunia maya (dumay), ternyata berlanjut hingga merasa cocok satu sama lain dengan komunitas itu sendiri. Anazkia, seorang Kompasianer dan juga blogger aktif di berbagai platform menuangkan catatannya kembali sejak November 2011, dalam buku: 15 November - Mengingatmu Dalam Catatanku. Awalnya, saat pertama kali membaca buku setebal 148 halaman ini, saya menyangka bahwa buku yang ditulis perempuan kelahiran Cilegon, Banten ini bergenre fiksi atau cerpen sejenisnya. Namun, setelah membolak-balik beberapa kali dari halaman pertama hingga akhir, ternyata buku bersampul biru ini adalah catatan beliau sejak setahun terakhir. Ya, salah satu penggagas dari komunitas Blogger Hibah Sejuta Buku ini, menuliskan kembali betapa pentingnya arti seorang blogger. Seperti yang diungkapkannya, bahwa Gajah mati meninggalkan gading, dan blogger mati meninggalkan posting, adalah kenyataan. Sebab, Anazkia harus mengalami betapa sedihnya ketika mengetahui salah satu sahabat terdekatnya sesama blogger, dikabarkan telah tiada. Padahal, perempuan yang kini bekerja di Kuala Lumpur, Malaysia, ini hendak memberikan kado pernikahan untuk sahabatnya tersebut, yang bernama Yusnita Febri.

*      *      *

Tulisan ini dibuat setelah beberapa kali aku beredar di facebook dan mutliply. Ratusan ucapan bela sungkawa terus mengalir, hampir semua teman di multiply menuliskan quick notes tentangmu merasa kehilanganmu dan berduka cita atas kepergianmu. Di facebook? Tidak usah ditanya, wallmu mendadak penuh dengan ucapan belasungkawa, mereka semua terkejut akan berita kepergianmu yang mendadak. Ah, aku teringat, Senin, 14 November 2011, engkau menuliskan link di wall grup facebook Warung Blogger. Sebelumnya, ketika kita chat, aku sudah melihatnya. Tapi karena sudah malam, aku langsung menutup laptop. Aku tahu, engkau tak pernah menitipkan link di Warung Blogger, rupanya itu pertama dan terakhir kalinya engkau menitipkan link di sana... - Selamat jalan sahabatku, Shah Alam, 16-11-2011.

*      *      *

Itu sepenggal kalimat yang dituliskan Anazkia, satu hari setelah sahabatnya meninggal. Yunita Febri, yang sebelumnya menderita batuk parah dan sempat mempunyai riwayat penyakit asma, harus menyerah dalam takdirNya. Sontak, berita meninggalnya perempuan yang saat itu berusia 29 tahun, menjadi perbincangan hangat di kalangan sesama blogger. Ya, ikatan kuat antara penulis di berbagai macam blog, membuat nama Yunita Febria tetap abadi. Namanya kekal, karena ia seorang blogger yang mempunyai warisan kuat melalui berbagai tulisan yang dituangkan dalam blognya. Dan itu tidak hanya Anazkia saja yang merasa kehilangan, melainkan hampir seluruh blogger baik yang mengenal secara langsung, maupun sekadar mengenal namanya di dunia maya. Termasuk Wijaya Kusumah, sosok blogger dan kompasianer aktif, yang biasa disapa Om Jay, turut menuangkan  perasaannya: Satu hal yang membuat saya setuju denganmu. Jadikan Kekuranganmu untuk Maju. Itulah Headline dalam blog kamu di multiply yang sangat kamu banget. Saya merasa tengah berbicara denganmu, walaupun saya tahu kamu kini telah berada di dunia lai. Selamat Jalan Mbak Yusnita Febri. Meski kau telah tiada, tulisanmu tetap terkenang sepanjang masa. Itulah mengapa saya mau jadi blogger.

*      *      *

Kalimat terakhir yang diungkapkan sosok peraih penghargaan Guru Paling Ngeblog 2012 ini, mengingatkan betapa pentingnya menjadi seorang blogger. Seperti apa yang dilakukan Om Jay, yang sehari-harinya berprofesi sebagai Guru, namun tetap aktif bersilaturahim dengan sesama kawan di dunia blog. Juga dengan Kak Anaz -sapaan saya untuk Anazkia- melalui blog, bisa memberikan sumbangsih bermanfaat lewat Blogger Hibah Sejuta Buku (BHSJ), termasuk memberikan royalti buku ini sepenuhnya untuk BHSJ agar disalurkan kepada yang lebih membutuhkan. Bagi sebagian kalangan, menjadi blogger, tidak hanya iseng-iseng belaka atau sekadar pelarian dari dunia nyata. Melainkan, untuk berbagi informasi yang bermanfaat dan saling memberi inspirasi, demi kelangsungan sesama. Dan, itulah sisi lain dari seorang blogger. Kelak bila telah tiada, namanya akan selalu dikenang melalui tulisan-tulisannya.

*      *      *

Judul : 15 November, Mengingatmu Dalam Catatanku Penulis : Anazkia dan Kompilasi Blogger Penerbit : 3M Media Karya Tahun Terbit : November 2012 Jumlah Halaman : vi + 148 ISBN : 978-602-7847-00-2

*      *      *

- Resensi Buku Kompasianer Lainnya

*      *      *

- Jakarta, 3 Desember 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun