Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menyaksikan Keindahan Pelabuhan Sunda Kelapa yang Termahsyur

22 Februari 2012   00:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:21 3334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi-lagi saya menuliskan tentang Pelabuhan Sunda Kelapa, yang tentunya sudah sering kita dengar bahkan kunjungi kesana. Apalagi hari minggu lalu pun saya juga telah menulis mengenai banyaknya sampah dan limbah yang terdapat di pelabuhan terkenal seantero dunia itu. Tapi, memang pesona kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa sangatlah menarik dan sayang untuk dilewatkan begitu saja, meski jaraknya hanya sepelemparan batu dari pusat kota. Bukan apa-apa, sebagai rakyat Indonesia, terutama warga DKI Jakarta dan sekitarnya tentu sangat menyayangkan apabila pelabuhan tertua di Indonesia ini terbengkalai begitu saja tanpa adanya perhatian dari Pemerintah. Padahal di kawasan ini banyak terdapat tempat wisata menarik yang bisa kita kunjungi, bahkan wisatawan luar negeri terutama bule pun sering berdatangan kesini untuk memotret matahari terbenam atau sekadar napak tilas pada zaman dahulu. Sebab di kawasan pelabuhan Sunda Kelapa terdapat peninggalan sejarah yang tak ternilai harganya, sejak era kerajaan Nusantara hingga masa-masa diduduki penjajah macam Portugal dan Belanda. Mulai dari menara Syahbandar yang menjulang tinggi nan kokoh namun terlihat kumuh dengan tangganya yang agak rapuh dan berbahaya. Belum lagi didekat menara terdapat beberapa meriam dan juga prasasti serta lukisan jadul tentang masa-masa keemasan dari pelabuhan Sunda Kelapa dahulu yang menjadi pusat persinggahan pedagang Nusantara, Eropa, China, Arab dan Gujarat (India). Selain itu juga ada Museum Bahari yang sayangnya sudah tutup saat saya hendak masuki, serta Galangan VOC dimana dahulu digunakan oleh Belanda untuk kepentingan mereka bongkar muat hasil tanaman bangsa kita yang dijual kembali ke negaranya. Tidak kalah seru adalah saat kita menginjak langsung dari ujung pelabuhan Sunda Kelapa, dimana banyak aktivitas bongkar muat dari berbagai pulau di Indonesia untuk didistribusikan di kawasan Jabodetabek, seperti mie, beras, tepung, semen, hingga barang pecah belah. Menyaksikan kegiatan mereka semua dari jarak dekat, sangatlah mempunyai kenangan tersendiri, sebab kita bisa tahu bahwa barang-barang yang kita makan seperti nasi dan mie, melalui proses yang lumayan panjang. Ada beberapa pekerja yang sanggup mengangkat dua karung beras seberat 40 kg di kanan kiri bahunya, lalu mengulanginya lagi dengan tanpa beban. Juga kita bisa berfoto ria di areal pelabuhan untuk kenang-kenangan atau koleksi pribadi, sambil menghadap ke arah matahari terbenam pukul 18 lewat. Tidak lupa, kalau ada yang ingin bertualang bak Captain Jack Sparrow bisa juga menyewa perahu kecil seharga rp 30.000 hingga 50.000/ orang. Tetapi disarankan sebelum pukul 17 sore, sebab kalau lebih takutnya terjadi apa-apa karena banyak perahu yang ingin sandar menjelang maghrib. Untuk orang yang hobi bertualang dan sudah bosan dengan keriuhan dari mengunjungi kawasan rekreasi di Jakarta yang itu-itu saja. Pelabuhan Sunda Kelapa bisa dijadikan sebagai tempat melepas kepenatan sembari memandangi lalu-lalang kapal dan menikmati indahnya bibir kota Jakarta dengan gratis tanpa membayar tiket masuk sepeser pun. Hanya satu halangannya, yaitu debu yang berterbangan serta air di pinggiran laut banyak sampah, tetapi itu tidak mengurangi keindahan dari pelabuhan Sunda Kelapa yang sangat terkenal dari dulu.

*     *     *

[caption id="attachment_162622" align="aligncenter" width="614" caption="Menyaksikan sudut pelabuhan Sunda Kelapa dari lantai tiga menara Syahabandar"][/caption]

Dengan menaiki menara Syahbandar kita dapat melihat deretan kapal, baik nelayan maupun kapal untuk bongkar sembako.

*     *     *

[caption id="attachment_162623" align="aligncenter" width="614" caption="Kampung Nelayan Pasar Ikan"]

1329845212125446887
1329845212125446887
[/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_162624" align="aligncenter" width="614" caption="Jembatan darurat dengan sebatang kayu yang menghubungkan kapal"]

13298452941212890397
13298452941212890397
[/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_162625" align="aligncenter" width="614" caption="Berfoto di depan kapal"]

13298453991109689655
13298453991109689655
[/caption] Dengan menyewa sepeda di Kawasan Kota Tua, yang  jaraknya tidak begitu jauh, hanya sekitar 1 km dari pelabuhan Sunda Kelapa. Kita dapat bergaya ala nona zaman dulu dengan memakai topi serta bersandar di kapal.

*     *     *

[caption id="attachment_162626" align="aligncenter" width="614" caption="Seorang wisatawan sedang membidikan kameranya ke arah rombongan sepeda keluarga"]

13298454911233641944
13298454911233641944
[/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_162627" align="aligncenter" width="614" caption="Berderet perahu yang bisa disewakan, mulai dari getek, hingga kapal booth"]

13298455711432843910
13298455711432843910
[/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_162628" align="aligncenter" width="614" caption="Papan penunjuk dari arah Kota, tinggal pilih mana yang ingin kita tuju"]

13298456872102970551
13298456872102970551
[/caption]

Lokasinya yang tidak jauh dari Kawasan wisata Kota Tua, membuatnya banyak didatangi oleh pengunjung dengan memakai sepada. Dari Kota tinggal menuju ke arah Utara dan baratnya ada Muara Baru.

*     *     *

[caption id="attachment_162629" align="aligncenter" width="614" caption="Menara Syahabandar yang legendaris dan terkenal miring"]

13298457411932150091
13298457411932150091
[/caption] Menara Syahbandar yang dibawahnya terdapat ruang bawah tanah dan terowongan yang konon dapat menembus hingga Masjid Istiqlal (dahulu disebut Benteng Frederik Hendrik), namun sekarang sudah ditutup.

*     *     *

[caption id="attachment_162630" align="aligncenter" width="614" caption="Berbagai macam mainan perahu mini yang bisa kita beli"]

1329845796510488113
1329845796510488113
[/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_162631" align="aligncenter" width="614" caption="Lukisan di lantai dua menara yang menerangkan maksud dibangunnya menara Syahbandar"]

13298458611577117807
13298458611577117807
[/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_162632" align="aligncenter" width="614" caption="Tangga Kayu penghubung ke atas menara"]

1329845958343939962
1329845958343939962
[/caption]

Hati-hati di lantai dua menuju lantai tiga, anak tangganya agak rapuh. Lebih baik kalau menaikinya sembari pegangan di kanan dan kiri untuk berjaga-jaga.

*     *     *

[caption id="attachment_162633" align="aligncenter" width="614" caption="Museum Bahari, dengan atap berwarna merah dan pemandangan perkampungan Nelayan Pasar Ikan"]

1329846019563067771
1329846019563067771
[/caption]

Dari atas menara dengan melihat ke arah Barat Daya, terdapat Museum Bahari, perkampungan Nelayan dan Masjid Luar Batang.

*     *     *

[caption id="attachment_162634" align="aligncenter" width="614" caption="Galangan VOC dilihat dari kejauhan, tampak bus pariwisata sedang memasukinya"]

1329846216565237303
1329846216565237303
[/caption]

Dari atas menara dengan melihat ke arah Barat laut, ada Galangan VOC, kawasan Pecinan dan arah Pluit - Bandengan.

*     *     *

[caption id="attachment_162635" align="aligncenter" width="614" caption="Penjelasan dari menara Syahbandar dengan struktur bangunan"]

1329846543982485997
1329846543982485997
[/caption]

*     *     *

Djembatan Lima, 22/o2/2012 - Choirul Huda (CH)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun